KAMPUS DAILY – Rektor Universitas Gorontalo Dr. Ibrahim Ahmad, SH, MH ambil bagian mengikuti webinar yang digelar oleh LP3M UG, Jumat (12/06/2020) kemarin.
Dengan mengusung tema tentang evaluasi PSBB Gorontalo, menurut Rektor dua periode itu bahwa pemberlakuan kebijakan tersebut tentu diakhiri dengan evaluasi.
“Kenapa perlu dievaluasi, tentu sebagai pertimbangan kita menuju pada kebijakan berikutnya, apakah hasilnya akan memungkinkan untuk kita menuju kepada kebijakan berikut, yang misalnya pada kondisi berikut yaitu new normal, tentu pemberlakuan new normal itu didapat dulu tolak ukurnya dari evaluasi PSBB yang sudah dua kali diperpanjang atau tahap III,” papar Ibrahim.
“Apakah setelah dievaluasi itu memungkinkan dia ke New Normal atau atau tetap bertahan pada PSBB yang diperpanjang? Maka ini perlu pertimbangan, perlu kajian yang mendalam, perlu evaluasi dari kebijakan pertama,” imbuhnya.
Mungkin saja, lanjut Rektor, new normal yang dipahami oleh masyarakat itu adalah kebebasan atau merdeka. “yang tadinya tidak merdeka jadi merdeka, yang tadinya dia tidak boleh keluar kemana-mana dia akan berkeliaran kemana mana dan itu penuh resiko,” jelas Rektor.
Tentu, lanjut dia, kalau akan diberlakukan new normal, hal yang perlu diingatkan kepada masyarakat adalah mematuhi protokol kesehatan. Akan tetapi masyarakat mematuhi itu ketika ada petugas saja.
“Masyarakat kita itu kesadarannya masih kurang, artinya dia mematuhi ketika ada perintah dan ketika ada petugas, jadi itu artinya kesadaran masyarakat kita masih kurang. Disitu diperlukan kesadaran masyarakat bahwa menggunakan masker itu saja keluar rumah beraktivitas memang penting, kemudian cuci tangan kemudian jaga jarak, saya kira tiga hal itu yang paling penting yang diperhatikan oleh masyarakat disadari masyarakat ketika dia akan memasuki pada era new normal,” tuturnya.
Artinya, kebiasaan membiasakan kondisi yang baru ini seperti kebiasaan bekerja, kembali beraktifitas, itu harus dibarengi dengan pemenuhan terhadap protokol kesehatan.
“Tapi kalau memang setelah evaluasi itu tidak memungkinkan untuk new normal tidak dipaksakan, maka jangan paksakan. Mungkin ya PSBB ini perlu dimaksimalkan. Barangkali dia tidak maksimal atau tumpang tindih penerapannya, itu mungkin dikarenakan pemberlakukannya tidak maksimal di lapangan atau sosialisasi kepada masyarakat juga kurang sehingga kesadaran mematuhi hal-hal yang tidak boleh dilanggar pada psbb itu ya tetap dilanggar,” ujar Ibrahim. (Daily08/ty)