DAILYPOST.ID, Gorut – Up Up Up Up Up dan Up, begitulah deretan komentar yang membanjiri postingan salah satu masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) di salah satu grup Facebook, Minggu (7/2/2021) dengan harapan bisa dibaca oleh pemerintah.
Akun bernama Harisbobihu menyampaikan “Uneg-Uneg” atau aspirasi masyarakat yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Gorut dan Buol, tepatnya di Desa Papualangi, Kecamatan Tolinggula.
Dalam postingannya, Harisbobihu mencurahkan isi hati sebagai masyarakat yang rindu akan kehadiran dan perhatian pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif dalam hal pembangunan fasilitas jembatan.
“Mau bagaimana lagi, bahkan provinsi sebelah (Sulawesi Tengah) mau mengambil wilayah ini, mereka (Pemerintah di Gorontalo) seolah tidak peduli. Kalau bukan kami masyarakat yang bertahan, bahkan hampir tawuran hanya gara-gara batas mungkin desa maupun dusun kami ini sudah jadi milik daerah tetangga,” tulis Harisbobihu.
Harisbobihu menceritakan, warga Desa Papualangi, khususnya Dusun Marga Satwa terus berjuang demi mempertahankan wilayah mereka agar tetap menjadi bagian dari Gorut.
“Makanya kami masyarakat Dusun Marga Satwa, Desa Papualangi, Kecamatan Tolinggula, Kabupaten Gorut, Provinsi Gorontalo, demi mempertahankan dusun kami tetap berada dalam wilayah Kabupaten Gorut, kami masyarakat selalu saling menjaga dari segi persatuan dan kesatuan ataupun menjaga bangunan-bangunan milik kalian (pemerintah) yaitu jembataan yang sering dilalui oleh masyarakat, bahkan anaak sekolahpun harus berputar. Mereka harus menempuh jarak yang sangat jauh untuk bisa masuk sekolah lebih awal dan melewati jembatan ini,” tuturnya.
“Mereka melalui (jembatan) ini dengan senang dan gembira karena beramai-ramai. Tapi, mereka tidak tahu bahwa ada hal yang mengerikan serta menakutkan apabila melewati jembatan itu. Jikalau mereka terjatuh dari jembatan yang tingginya kurang lebih 40 meter itu bagaimana? Bayangkan jika anak kalian (pemerintah) yang melewati jembataan ini. Apa yang kalian rasakan? Daan jika kalian merasa takut, begitu pula dengan orang tua dari anak-anak di sini,” sambung Harisbobihu.
“Apakah menunggu nanti sudah ada korban jatuh? Atau menunggu janji-janji kalian saat kampanye nanti?” tanya Harisbobihu.
Di masa pandemi Covid-19 seperti ini menurut Harisbobihu, pembangunan jembatan tersebut tidak akan cukup jika hanya dibebankan pada dana desa. Sehingga ini memerlukan perhatian dari pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi.
“Untuk dianggarkan di Dana Desa pun tidak akan cukup, karena ADD sudah ada pos-posnya yang harus dianggarkan. Apalagi ditambah dengan adanya Corona, sudah lebih tidak mungkin lagi akan bisa dianggarkan untuk perbaikan jembatan walau hanya mengganti lantainya dengan kayu yang baru karena butuh biaya ratusan juta,” tulisnya lagi.
“Tahun kemarin saya sudah pernah diundang oleh salah satu OPD yang ada di Gorut, saya merasa senang sekali, sebab sebagai masyarakat bisa berbicara langsung dengan mereka. Bahkan dipertemukan dengan orang yang paham tentang pembangunan jembatan dan kamipun sempat berbincang-bincang. Tapi ternyata, itu hanya sampai di perbincangan dan bertanya-tanya tentang jembatan itu. Hasilnya, sampai sekarang belum ada konfrimasi dari mereka padahal mereka sudah berjanji untuk datang dan katanya kalau hanya dana perbaikan lantai dari kayu, ada. Tapi sampai sekarang mereka tak kunjung datang untuk melihat,” sesal Harisbobihu.
“Tapi, saya dan masyarakat Dusun Marga Satwa sudah biasa dengan janji seperti itu. Karena kami berpikir, jangankan kalian yang hanya staf, bahkan pimpinan dan pemimpin kalian saja datang di saat ada maunya saja,” tambahnya.
Harisbobihu berharap, melalui postingannya di salah satu grup terfavorit di Gorut itu, pemerintah bisa memberikan perhatian.
“Semoga lewat postingan ini, kalian (pemerintah) akan menyadari apa yang seharusnya kalian lakukan. Terima kasih, wasalam dari kami masyarakaat yang membutuhkan perhatian kalian (pemerintah),” tutupnya. (*)
