, Gorontalo – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) telah mengambil langkah strategis dalam menangani angka kemiskinan dan kesehatan.
Kabar baik ini diungkapkan langsung oleh Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar pada Regional Meeting Kawasan Teluk Tomini – Malut, di Ball Room Damhil Hotel, Sabtu (12/06/2021).
Ia mengatakan, kemiskinan dan kesehatan masih menjadi persoalan yang harus diseriusi oleh pemerintah. Karena kedua hal ini menjadi faktor penting dalam menunjang taraf hidup masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan.
Kemendes PDTT kata dia, telah melakukan penataan konsep. Sedikitnya terdapat 18 poin yang harus dituntaskan dalam menerjemahkan konsep di dalam SDGs desa.
“Saat ini kita sudah melaksanakan penataan konsep yang didalamnya ada 18 poin yang harus dituntaskan dalam menerjemahkan konsep di dalam SDGs desa,” imbuhnya.
Dalam membangun desa, kata Abdul, masyarakat diharapkan harus berperan aktif menjadi motor penggerak pembangunan dan mengutamakan akar budaya. Sebab SDGs Desa akan diawali dengan desa tanpa kemiskinan, desa sehat sejahtera, serta kelembagaan desa yang dinamis dan berbudaya.
Lebih lanjut, menteri mengungkapkan bahwa pada 2022 mendatang, desa akan dijadikan subjek pembangunan.
“Saat ini desa masih dalam objek pembangunan. Nah, di tahun 2022 mendatang, rencananya desa bakal dijadikan sebagai subjek pembangunan. Bila hal ini terwujud, maka tingkat kemiskinan di desa kami yakin akan mengalami penurunan secara signifikan,” pungkasnya. (adv/daily02)