Jakarta– Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, menegaskan bahwa MAS (14), remaja yang terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap ayah dan neneknya di kawasan Lebak Bulus, tidak merasa tertekan meski sering diminta belajar oleh kedua orang tuanya. Hal ini disampaikan untuk menanggapi isu yang beredar di media sosial bahwa tindakan MAS didorong oleh tekanan untuk terus belajar.
“Memang disuruh (belajar) dari bapak dan ibunya. Tapi dia tidak merasa ditekan, karena dia bilang ‘kalau saya belajar, saya pintar’. Itu yang diungkapkan anak yang berkonflik dengan hukum,” ujar Nurma di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2024).
Nurma menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan, kegiatan belajar merupakan hal biasa yang diterapkan oleh kedua orang tua MAS.
“Kami bertanya karena banyak beredar dia dipaksa untuk belajar. Tetapi sejauh ini, setelah kita tanyakan, dia memang disuruh belajar, tapi itu sudah hal biasa bagi anak ini. Jadi itu memang menjadi kebiasaan dari ibu bapaknya,” tambah Nurma.
Saat ini, MAS terus menanyakan kondisi ayah, ibu, dan neneknya yang menjadi korban penyerangan yang ia lakukan. Penyidik secara perlahan menjelaskan kepada MAS mengenai situasi keluarganya, termasuk kondisi ibunya yang selamat dari insiden tersebut. MAS pun menyampaikan permohonan maafnya kepada ibunya dan mendoakan agar sang ibu segera pulih.
“Dia juga berdoa agar dia bisa bertemu dengan ibu dan ibunya segera sembuh. Itu yang didoakan. Kemudian dia minta disampaikan permohonan maaf ke ibunya,” ujar Nurma.
Insiden tragis ini terjadi pada Sabtu (30/11/2024) di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. MAS diketahui menyerang ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69), hingga tewas menggunakan sebilah pisau yang diambil dari dapur rumah. Setelah itu, MAS juga berusaha menyerang ibunya, AP (40), yang berhasil menyelamatkan diri dengan melompat dari pagar rumah meski mengalami luka tusukan serius.
Sang ibu langsung dilarikan ke RSUP Fatmawati untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara itu, RM dan APW ditemukan sudah tidak bernyawa di lantai dasar rumah. Setelah kejadian, MAS melarikan diri dan membuang pisau yang digunakan dalam penyerangan tersebut di tengah perjalanan. Namun, upayanya melarikan diri gagal setelah petugas keamanan perumahan berhasil menangkapnya.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena melibatkan anak di bawah umur sebagai pelaku kekerasan fatal. Kepolisian terus menyelidiki motif di balik tindakan MAS untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai insiden ini. Selain itu, pihak berwajib juga berfokus pada pendampingan psikologis bagi pelaku.
(d10)