, Editorial – Media massa telah menjadi sarana yang sangat efektif dalam menarik perhatian masyarakat, terutama dalam hal politik. Di tengah hiruk pikuk politik Tanah Air, terutama di Gorontalo, kita bisa melihat bagaimana media berperan dalam mencitrakan figur politik dan mempengaruhi persepsi publik.
Mendekati pemilihan umum tahun 2024, semakin terasa kehadiran para politisi yang gencar mencitrakan diri melalui media. Prabowo Subianto rajin tampil di hadapan pemirsa televisi, begitu juga dengan Partai Gerindra yang aktif di media nasional. Surya Paloh pun tak ketinggalan, mencitrakan diri sebagai tokoh perubahan bersama Partai Nasdem.
Hal ini bukanlah fenomena baru, karena para politisi menyadari kekuatan media dalam menciptakan citra yang diinginkan oleh publik. Mereka percaya bahwa media memiliki daya pengaruh besar untuk menyukseskan pergerakan politik yang ingin mereka bangun. Dengan menggunakan simbolisasi dan pernyataan-pernyataan fakta yang terlihat nyata, media mampu mempengaruhi penonton dan pembaca.
Teori kultivasi yang dikemukakan oleh ahli komunikasi, George Gebner, mengungkapkan bahwa apa yang ditampilkan di layar kaca akan dianggap sebagai kenyataan objektif oleh masyarakat penontonnya. Namun, perlu diingat bahwa penulis tidak bermaksud membenarkan atau mengkritik politik media, melainkan memberikan gambaran mengapa media sering menjadi pilihan utama untuk mendukung politik pada pemilu mendatang.
Media pada era abad ke-21 memiliki dampak yang luar biasa, terutama karena digitalisasi yang membuat segalanya menjadi cepat dan instan. Fenomena ini mendorong masyarakat untuk selalu ingin mendapatkan berita secara cepat, sehingga pemberitaan politik pun terus berkembang.
Namun, masih banyak yang belum menyadari bahwa menjadikan media sebagai panggung politik juga berarti meningkatkan ongkos politik. Tanpa kontrol yang tepat, panggung politik menjadi mahal dan cenderung mengakomodasi orang-orang dengan banyak uang, bukan orang-orang dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik.
Akibatnya, terdapat beberapa dampak yang perlu diperhatikan. Pertama, berkaitan dengan besarnya pendanaan partai politik. Kedua, tingginya biaya politik mengakibatkan politik hanya menjadi panggung bagi mereka yang memiliki kekayaan. Ketiga, popularitas tokoh-tokoh dari dunia hiburan dapat mendominasi panggung politik, sehingga rakyat khawatir bahwa suara mereka tidak terwakili dengan baik.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi masyarakat untuk tetap kritis dalam menyaring informasi dari media massa. Media memiliki peran besar dalam membentuk opini publik, namun juga perlu diwaspadai agar tidak terjerumus dalam narasi manipulatif yang hanya melayani kepentingan tertentu. Mari bersama-sama memperkuat partisipasi aktif dalam politik, sehingga suara rakyat dapat terwakili dengan lebih baik dan memperkuat demokrasi kita.
Penulis: Jefri Potabuga