Generasi Makin Tragis dan Bengis, Salah Siapa?

Foto: Ilustrasi/ Istimewa
Dijual Lahan Perumahan Gorontalo

Oleh : Eka Sandri Yusuf

‘’Jika ingin menghancurkan suatu bangsa, hancurkan generasi mudanya’’

Lampu Kipas Plafon Shopee

-Ir. Soekarno

Betapa  beruntungnya negeri ini, di saat beberapa negara mulai mengalami krisis akan generasi muda, indonesia sebagai negara yang menempati peringkat ke empat dunia dengan jumlah penduduk terbesar, ternyata juga telah mendapatkan bonus demografi dengan penduduk usia produktif luar biasa mencapai 69% dari total seluruh penduduk Indonesia. Sebuah kabar yang luar biasa, menyejukkan telinga bagi siapapun yang mendengarnya. Namun sayang beribu sayang, dengan potensi bonus demografi luar biasa ini, nyatanya tidak sejalan dengan kualitas yang dimiliki oleh para generasi muda kini. Potensi  bonus demografi tersebut malah telah menjadi bom waktu yang sesekali dapat berpotensi meledak mengancam masa depan aset bangsa.

Betapa banyak kabar berita yang hampir tidak pernah kehabisan mengabarkan kebengisan yang dilakukan oleh para generasi muda kini. Seperti yang terjadi baru-baru, yakni kasus bunuh diriyang dilakukan oleh seorang anggota polisi muda Gorontalo yang memilih menembakkan pistol ke dadanya hanya karena alasan ASMARA. Selain itu Sebuah video yang menampilkan aksi bullying alias perundungan terhadap seorang remaja perempuan beredar di media sosial. Diketahui video perisakan tersebut terjadi di Kelurahan Liluwo, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo. Para pelaku perundungan antara lain berinisial ARN (15) warga Desa Luwoo, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, AD (17) warga Kelurahan Bitung Barat, Kecamatan Maesa, Provinsi Sulawesi Utara, DP (18) warga Desa Bigo, Kecamatan Boroko, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, dan IM (16) warga Kelurahan Banjer, Kota Manado. Sementara korban sendiri berinisial RP (15), warga Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Terakhir kasus perkinahan dini dengan alasan sudah hamil duluan yang dilakukan oleh 243 pasangan muda di gorontalo, Buktinya, terhitung sejak Maret 2020 hingga Maret 2021 pernikahan dini di daerah ini, sudah mencapai 243 pasang, pria dan wanita muda.beberapa alasan lain pernikahan dini diantarannya, sudah terlanjur hamil di luar nikah, sehingga orang tua mereka khawatir jangan sampai sudah menjadi fitnah dan topik pembicaraan masyarakat.

Tim Resmob Rajawali Polres Gorontalo kota bersama Anggota Resmob Polda Gorontalo pada Jumat (5/3/2021) telah meringkus pelaku pembunuhan yang terjadi pada hari rabu di salah satu indekos di Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Dimana pelaku tersebut masih berumur 28 tahun dengan melakukan pembunuhan terhadap salah seorang wariabermotif karena sakit hati dielus-elusnya pelaku oleh korban dan korban memaksa pelaku untuk berhubungan sex sesama jenis.

Reckiit Benckiser Indonesia pernah melakukan penelitian terhadap 500 remaja di lima kota besar di Indonesia. Ditemukan sekitar 33% remaja pernah melakukan hubungan seks penetrasi dan 58% melakukan penetrasi pada usia 18—20 tahun. (halopedeka[dot]com, 19-8-2022).

Sekulerisme Menjadi Akar Masalah Rusaknya Generasi

Liberalisme atau paham kebebasan yang dihasilkan oleh sistem sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan. Telah diadopsi oleh generasi muda kini sehingga mengakibatkan berbagai macam kerusakan. dimanamoral generasi menjadi rusak, tidak beradab, berkepribadian liberal, bahkan tidak takut pada Sang Pencipta dan Pengatur, yakni Allah Taala. Adapun hal ini di karenakan adanya paham sekuler yang menjangkiti generasi muda dikarenakan beberapa indikasi.

Pertama, tercerabutnya nilai-nilai agama (Islam) dari para generasi muda hingga akhirnya menjadikan mereka sebagai individu hedonis dan liberal.

Kedua, pendidikan yang di diharapkan dapat mencetak generasi unggul dan bermartabat justru telah melahirkan generasi rapuh tanpa adab. Hal ini karena pendidikan yang diterapkan adalah bersifat memisahkan agama dari kehidupan. Bahkan pelajaran agama yang seharusnya dapat menjadi penetralisir generasi muda, hanya berdurasi paling sedikit dua jam dalam sepekan.

Ketiga, semua orang merasa bebas berbuat, bebas memiliki, bebas beragama, dan bebas berpendapat.

Adapun, dari beberapa indikasi di atas, dapat diketahui bahwa sekularisme adalah biang dari berbagai kerusakan yang menimpa manusia, termasuk generasi. Jika kerusakan terus meningkat, kondisi generasi makin terancam dan menghancurkan aset bangsa. Dari sini semestinya, sistem sekularisme dicabut hingga ke akar-akarnya.

Islam Punya Solusi Mengatasi Generasi Yang Bengis Dan Tragis

Satu hal yang harus di pahami sebagai seorang muslim bahwa Islam merupakan sebuahagama yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhan, namun juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya, dan mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia. Lebih tepatnya Islam merupakan sebuah sistem hidup yang sempurna meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari bangun tidur hingga bangun negara.

Salah satunya adalah sistem pendidikan dalam Islam yang telah berhasil melahirkan generasi khairu ummah yang tidak hanya mahir dalam ilmu dunia saja, tetapi juga faqih fiddin dan berakhlak mulia. Dimana Dalam Islam, negara harus memastikan setiap individu terikat dengan hukum syara’ dengan melakukan pembinaan dan memberikan sanksi bagi yang melanggar hukum syara’. Hal ini bertujuan menimbulkan efek jera bagi pelaku agar tidak mengulanginya dan bagi yang lain agar tidak melakukan hal yang sama.

Berdasarkan bukti historis, masyarakat dalam Islam memiliki kesadaran yang tinggi untuk melakukan amar makruf nahi munkar, maka dari itu mereka tidak akan membiarkan kemaksiatan terjadi tanpa berupaya mencegahnya. Selain itu, Keluarga juga memiliki peran penting dalam mendidik generasi, terutama seorang ibu yang bertugas sebagai madrasatul ‘ula bagi anak-anaknya. Bila semua elemen menjalankan perannya masing-masing, maka generasi yang cemerlang akan terwujud.

Siapa yang tidak tahu al-khawarizmi, sosok ilmuwan matematikawan muslim yang penemuannya bermanfaat hingga kini dan menjadi sebab ditemukannya banyak tekhnologi terbaru di karenakan angka arab yang ditemukan olehnya. Tidak hanya itu, ada ibnu sina bapak dari bapak kedokteran yang sampai dengan sekarang penemuan bukunya telah menjadi pelajaran wajib para mahasiswa kedokteran di seluruh dunia.  Masih banyak lagi hasil cetakan Islam baik dariilmuwan-ilmuwan muslim yang mahir dalam berbagai bidang keilmuan, ulama-ulama hanif yang sampai saat ini masih menjadi rujukan umat Islam, dan pejuang-pejuang tangguh yang patut menjadi teladan. Oleh karena itu, tidak ada cara lain bila ingin melahirkan generasi yang cemerlang dan beradab, selain dengan mencabut sekulersime dari kehidupan dan kembali kepada aturan Islam. aturan buatan Sang Pencipta yang pasti akan membawa kemaslahatan bagi seluruh alam. Wallahu a’lam bishshawwab.[]

 

headset gaming kuping kucing FOLLOW US ON TIKTOK
@dailypost.id
media online gorontalo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ekakraf multimedia