sa shop gorontalo

Seminar Kelayakan Disertasi Program Doktor, Ridwan Yasin Lulus dengan Nilai 3.91

Dailypost.id

DAILYPOST.ID , GorontaloRidwan Yasin, SH., MH mengikuti Seminar Kelayakan Disertasi Program Doktor Administrasi Publik, di Raung Sidang Pascasarjana UNG, Senin (5/4/2021).

Dalam seminar tersebut Sekda Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) itu memaparkan disertasinya di hadapan Promotor: Prof. Dr. Asna Aneta, M.S.i, Co-Promotor I: Dr. Eduart Wolok, ST., MT, Co-Promotor II: Dr. Rosman Ilato, M.Pd, Penguji Internal I: Prof. Dr. Arifin Tahir, M.Si, Penguji Internal II: Prof. Rauf A. Hatu, M.Si, serta Ketua Program Studi Administrasi Publik: Dr. Yanti Aneta, S.Pd, M.Si.

https://wa.wizard.id/003a1b

Adapun judul disertasi Mahasiswa berNIM 701618003 itu, Pengaruh Penerapan Reformasi Birokrasi, Kompetensi Aparatur, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Kabupaten Gorontalo Utara.

Dalam seminar, Ridwan Yasin selaku kandidat doktor dicerca sejumlah pertanyaan. Salah satu pertanyaan menarik yang berhasil dihimpun dailypost.id, yakni tentang pemahaman masing-masing OPD tentang perubahan-perubahan regulasi reformasi birokrasi yang terjadi. Dimana pemahaman ini menjadi sesuatu yang vital terhadap kualitas pelayanan publik di Gorut. Kemudian, mengenai kualitas sumber daya aparatur yang ada.

Menjawab pertanyaan tersebut, Ridwan dengan tenang menjelaskan bahwa pada dasarnya sumber daya aparatur di Gorut itu sudah baik. Hanya saja, melalui penelitian yang dilakukan, ada satu hal penting yang mempengaruhi kualitas pelayanan. Yakni, tingkat kepatuhan dan kedisiplinan.

“Sesuai penilaian ombudsman, Gorut itu berada di Zona Merah. Padahal, sumber daya aparatur kita itu semuanya sudah baik. Namun demikian, ternyata benang merahnya ini terletak pada tingkat kepatuhan aparatur sipil negara itu sangat berpengaruh. Pertama, karena ketidakpahaman terhadap ketentuan perundang-undangan. Kemudian, ketidakpahaman ini dibarengi juga dengan pikiran ‘masa bodoh’ atau tidak ingin mencari tahu,” ujarnya.

Di hadapan para promotor dan penguji, Ridwan juga menyampaikan keyakinannya akan disertasi ini. Menurutnya, jika disertasi ini berhasil diterapkan, maka kedepan Pelayanan Publik di Gorut akan lebih baik dari sekarang. Bahkan mampu meraih Zona Hijau dari Ombudsman.

“Saya yakin itu! Insya Allah, jika ini diimplementasikan secara maksimal, maka kami akan meraih Zona Hijau. Saya siap menghadirkan Ombudsman ke Gorut nanti,” kata Ridwan penuh percaya diri.

Setelah menjawab seluruh pertanyaan, Sang Kandidat Doktor Ilmu Administrasi Publik inipun meraih Nilai sangat memuaskan. Ridwan dinyatakan lulus kelayakan disertasi dengan Nilai 3,91.

“Ini tentunya merupakan kebanggaan dan kegembiraan. Alhamdulillah hari ini adalah langkah ke 9 dari 11 langkah yang harus saya tempuh. Ibarat orang berlari, saya sudah mendekati finish. Insya Allah bulan depan adalah langkah ke 10 (Ujian Akhir) dan saya bisa menyelesaikan studi S3 saya. Langkah ke 11 itu kan bisa dikatakan hanya acara puncak, tapi saya menargetkan itu berjalan sesuai aturan yang ditetapkan oleh Universitas Negeri Gorontalo,” tutur Ridwan.

Kebanggaan tersendiri, lanjut Ridwan, dirinya diuji langsung oleh para petinggi di UNG. “Ya, pasti bangga karena pada seminar ini saya diuji langsung oleh Rektor UNG, Ketua Senat UNG, serta Direktur Pascasarjana serta Direktur PPS UBM,” ucapnya.

Diketahui, studi S3 Sekda Millennial itu sudah berjalan selama 2,4 tahun. Jika mampu menyelesaikan akhir tahapan dalam waktu di bawah 3 tahun, maka dapat dipastikan bahwa Ridwan Yasin merupakan mahasiswa peraih gelar doktor tercepat pada Program Doktor Ilmu Administrasi Publik di UNG.

Hal ini tentu membuktikan, sesibuk-sibuknya ia sebagai abdi negara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, masih tetap meluangkan waktu untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi.

Ridwan Yasin mengakui bahwa selain keluarga, motivasinya dalam menyelesaikan studi s3 ini adalah masa depan daerah agar lebih baik lagi melalui peningkatan kualitas pelayanan publik.

“Setiap orang tentu memiliki prinsip masing-masing. Nah, jika ditanya saya ingin jadi seperti apa, maka saya akan menjawab bahwa saya ingin seperti berlian. Mengapa berlian? Karena berlian itu mau diletakan dimana saja, dia tetap berkilau. Mau di taruh di lumpur, dibuang di rerumputan, di injak-injak, maka dia tetap berkilau ketika dipoles sedikit saja dengan kain. Karena berlian itu diciptakan untuk memancarkan kilaunya,” tutup Ridwan dengan senyum khasnya. (daily02)

Share:   

FOLLOW US ON FACEBOOK
FOLLOW US ON INSTAGRAM
FOLLOW US ON TIKTOK
@dailypost.id
ekakraf multimedia