, Network – Konflik antara Israel dan Palestina adalah salah satu konflik paling kompleks, kontroversial, dan berkepanjangan dalam sejarah dunia.
Sejak akhir abad ke-19, wilayah yang disengketakan di Timur Tengah sering menjadi tempat bentrokan dan masing-masing bangsa berusaha mempertahankan wilayahnya sendiri.
Dengan ramainya perbincangan di dunia maya oleh warganet atas serangan Israel kepada warga sipil Palestina di Masjid Al Aqsa baru-baru ini, topik ini pun muncul kembali.
Berikut ini lima fakta tentang konflik Israel dan Palestina, yang harus diketahui:
(dikutp suara.com dari History Hit) Selasa (11/5/2021)
1. Konflik cenderung soal perebutan tanah
Meskipun secara umum digambarkan sebagai bentrokan yang memecah belah antara Islam dan Yudaisme, konflik Israel dan Palestina adalah salah satu yang berakar pada persaingan nasionalisme dan klaim teritorial.
Pada abad ke-19, banyak negara menyerukan kemerdekaannya sendiri. Di antara politisi dan pemikir yang mendukung nasionalisme, Theodore Herzl, seorang jurnalis Yahudi, menyerukan pembentukan negara untuk orang Yahudi. Saat ini, ia dianggap sebagai bapak pendiri Zionisme.
Sementara itu, bangsa Palestina yang pertama kali dikendalikan oleh Ottoman dan dijajah Inggris, telah lama menginginkan negara Palestina merdeka.
Akibatnya, konflik berpusat pada nasionalisme yang bertabrakan, dengan masing-masing pihak gagal untuk mengakui legitimasi klaim.
2. Masalah dimulai selama periode British Mandatory
Inggris menciptakan institusi berbeda untuk Muslim, Kristen, dan Yahudi yang menghambat komunikasi dan mendorong tumbuhnya perpecahan.
Selain itu, menurut Balfour Declaration, Inggris memfasilitasi imigrasi orang Yahudi Eropa ke Palestina. Ini menandai perubahan signifikan dalam hubungan antara kedua kelompok.
Akibatnya, dalam periode antara 1920-1939, populasi Yahudi meningkat lebih dari 320.000.
Tidak seperti Yahudi Palestina, orang Yahudi Eropa tidak berbagi pengalaman hidup yang sama dengan tetangga Muslim dan Arab.
Sebaliknya, mereka berbicara bahasa Yiddish dan membawa serta budaya dan gagasan mereka sendiri, termasuk nasionalisme.
3. Perang Arab-Israel 1948 Jadi titik balik dalam konflik tersebut
Pada 1948, setelah bertahun-tahun meningkatnya ketegangan dan kegagalan upaya untuk membagi Palestina menjadi dua negara oleh PBB, perang pecah antara Israel dan koalisi negara-negara Arab.
Selama periode tersebut, Israel membuat Deklarasi Kemerdekaan dan secara resmi mendirikan negara Israel.
Sehari setelahnya dinyatakan sebagai Hari Nabka atau Hari Bencana oleh bangsa Palestina. Peperangan terjadi selama sembilan bulan dan Israel berhasil menguasai lebih banyak wilayah daripada sebelumnya.
Bagi orang Israel, ini menandakan awal negara-bangsa mereka dan realisasi keinginan lama untuk memiliki tanah air Yahudi.
Bagi bangsa Palestina, itu adalah awal dari akhir, membuat mereka tidak memiliki kewarganegaraan. Sekitar 700.000 warga Palestina mengungsi selama perang, melarikan diri ke negara-negara tetangga Arab.
4. Palestina melakukan pemberontakan terorganisir pertama
Intifada adalah….. Baca Selengkapnya