"> , Gorut – Roy Ahmad, Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Daerah (Pemda) Gorontalo Utara (Gorut) angkat bicara terkait pemberitaan di salah satu media online, yang mempertanyakan kehadirannya di RDP tindak lanjut penolakan kedatangan TKA di Gorut.
Kepada , Roy Ahmad menjelaskan bahwa kehadirannya di RDP bukan ‘tiba-tiba’ hadir ataupun ‘tiba-tiba’ masuk.
“Saya kira pilihan diksi ‘tiba-tiba’ itu tidaklah tepat,” ucap Roy, Rabu (29/7/2020).
“Saya tiba di gedung rakyat tersebut, agenda RDP belum dimulai, bahkan peserta RDP yang diundang semuanya masih di luar. Terus atas dasar apa saya dan beberapa orang masyarakat Gorontalo Utara dianggap oleh Bung ED salah satu anggota aliansi BAR-BAR (Barisan Rakyat Bersama Rakyat) tiba-tiba masuk dan tiba tiba hadir ?” tanya Roy.
Meski demikian, sebagai teman, Roy memaklumi apa yang disampaikan ED, yang menjadi nara sumber dalam pemeberitaan dimaksud.
“Sebagai teman saya memaklumi Bung ED, karena pada RDP saat itu Bung ED tidak hadir jadi yang bersangkutan tidak tau kronologi yang sebenarnya,” tandasnya.
Lebih lanjut, Roy menjelaskan, kehadirannya bersama sejumlah rekan, tidak lain untuk mendengarkan pembahasan di gedung DPRD Provinsi Gorontalo kala itu.
“Kehadiran saya dan teman-teman di RDP tersebut hanya ingin mendengarkan pembahasan, bukan untuk ikut campur di pembahasan! Kami juga datang bukan untuk berdebat dengan teman-teman aliansi BAR-BAR! Sekali lagi saya sampaikan, kehadiran kami hanya untuk mendengar apa yang menjadi pembahasan di RDP tersebut, dan alasan kehadiran kami di forum terhormat itu juga sudah kami sampaikan secara langsung dan didengar oleh semua para undangan yang hadir,” jelasnya.
Roy menambahkan, RDP yang dibuka oleh Ketua DPRD Provinsi Gorontalo itu terbuka untuk umum. Sehingga menurutnya, tidak ada larangan bagi siapa saja, apalagi rakyat Gorontalo untuk melihat langsung proses pembahasan yang terjadi.
“Apa ada larangan masyarakat Gorut tidak bisa hadir di RDP tersebut ? yang harus diingat adalah RDP yang buka oleh ketua DPRD Provinsi Gorontalo tersebut terbuka untuk umum, jadi siapa saja bisa mendengarkan secara langsung apa yang dibahas pada saat itu,” kata Roy.
“Saya malah jadi heran. ‘Tuan rumah’ yaitu DPRD tidak melarang kami datang, kenapa kok tamu yang seolah-oleh keberatan atas kehadiran saya dan teman-teman? Padahal kita sama-sama tamu di gedung tersebut. Hanya saja aliansi BAR-BAR diundang karena terkait dengan aspirasi yang mereka perjuangankan, kami hadir tidak diundang resmi karena memang hanya datang untuk mendengarkan RDP,” sambungnya.
Ditegaskan juga, kedatangan dirinya ke RDP bukan mewakili Pemda Gorut.
“Kehadiran saya di RDP bukan mewakili Pemerintah Daerah karena Pak Bupati sudah menunjuk OPD terkait untuk hadir dalam RDP tersebut, saya kira untuk hal ini sudah jelas sebagaiman Surat DPRD Provinsi Gorontalo nomor : 005/DPRD/020/VII/2020 tertanggal 22 Juli 2020, saya juga bukan mewakili masyarakat Gorontalo Utara tapi kehadiran saya di RDP karena saya masyarakat Gorut,” tegas Roy.
“Nah, yang jadi lucu menurut saya adalah mengapa jika kehadiran saya mewakili masyarakat Gorut saya harus diminta untuk menunjukan surat mandat yang diberikan masyarakat Gorut, padahal saya sendiri masyarakat Gorut juga. Saya harap Bung ED dari Aliansi BAR-BAR jangan aneh-anehlah,” kata Roy sambil tersenyum.
Kepada , Roy juga menerangkan pertemuanya dengan Humas GLP (Gorontalo Listrik Perdana).
“Soal pertemuan saya dengan Humas GLP tidak usah membuat bung ED bingung. Perlu saya sampaikan bahwa sebelum saya dipercayakan menjadi Juru Bicara PEMDA Gorontalo Utara, saya dengan pak Humas GLP sudah berkawan. Kami teman lama di arena ‘parlement jalanan’ seperti yang dilakukan oleh teman-teman saat ini,” tukas Roy.
“Humas GLP mengajak saya untuk diskusi, dan yang kami diskusikan banyak hal. Pertemuan saya dengan humas GLP bukan kali ini saja, tapi kami setiap saat kami bertemu, kami berdiskusi, pertemuan kami intens di mana saja dan kapan saja,” tambahnya lagi.
Roy pun berharap, pertemuannya dengan Humas GLP tidak dipelintir agar tidak menimbulkan asumsi-asumsi lain.
“Ya, karena pertemuan tersebut, kami lakukan di tempat terbuka dan di depan umum, tidak ada yang kami rahasiakan. Saya kira kita semua berdiskusi dengan siapapun tidak ada masalah,” kata Roy.
Di akhir wawancara, Roy juga berharap, penjelasannya bisa menjawab apa yang dipertanyakan terhadap dirinya.
“Secara pribadi saya memaklumi jika Bung ED mempertanyakan kehadiran saya di RDP, mungkin beliau penasaran dan ingin tau mengapa saya hadir di agenda tersebut, mudah-mudahan penjelasan saya ini bisa dibaca dengan baik oleh Bung ED, kita boleh berbeda pendapat tapi jangan lupa tetap jaga persatuan, persaudaraan, persahabatan dan jaga hubungan silaturahmi tetap jalan,” tutup Roy. (daily02)