, Bone Bolango – Perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone Bolango, terutama Wakil Bupati (Wabup), Merlan Uloli dalam menggaungkan penanggulangan HIV/AID menuai apresiasi dari salah satu Kader Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS, Alan Pakaya.
Alan menilai, inisiasi Wabup Merlan untuk mengaktifkan kembali Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di Bone Bolango adalah langkah tepat dan patut diacungi jempol.
Pemuda yang tergabung dalam Persatuan Remaja Indonesia Sadar Aids (PERISAI) tersebut menilai, upaya menangani kasus HIV/AIDS sempat mengalami gangguan di masa pandemi COVID-19. Padahal, kata dia, data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di akhir 2020, memperkirakan bahwa jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) mencapai 543.100 jiwa.
“Sehingganya, inisiasi dari Wakil Bupati Bone Bolango ini sangatlah tepat. Kita tidak bisa menganggap remeh segala jenis penyakit. Tapi, dalam hal penanganan HIV/AIDS perlu mendapatkan perhatian yang serius. Sebab, menurut saya, resiko kematian pengidap HIV/AIDS itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang terpapar Virus Corona,” cetusnya, Jumat (30/4/2021).
Meski demikian, lanjut Alan, pemerintah bersama masyarakat juga harus tetap waspada dengan Covid-19.
“Jadi, penanggulangan HIV/AIDS perlu dilakukan tanpa mengeyampingkan pandemi yang terjadi saat ini. Maka dari itu, saya secara pribadi sangat mendukung dan mengapresiasi perhatian Pemkab Bone Bolango, khususnya ibu Wakil Bupati yang telah berinisiasi menghidupkan kembali kepengurusan KPA di Bone Bolango,” ujar Alan.
Iapun berharap, upaya pemerintah dalam memerangi HIV/AIDS maupun Covid-19 mendapat dukungan dari masyarakat.
“Ini juga membutuhkan kesadaran dari kita semua, khususnya kaum pemuda dan pemudi di Gorontalo khususnya, dan umumnya di Indonesia. Semoga tidak hanya di Bone Bolango, tapi KPA di seluruh kabupaten/kota juga bisa diaktifkan kembali, karena selama ini KPA yang eksis itu hanya KPA Provinsi Gorontalo saja,” harapnya.
“KPA di kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo ini sangat jarang terdengar. Kalaupun ada, ya mungkin tidak terpublish. Padahal, hal-hal begini harus diketahui oleh masyarakat. Nah, untuk menunjang eksistensi maupun fungsi dari KPA tersebut, kalau bisa KPA juga harus disuport dengan anggaran. Jangan hanya membahas HIV/AIDS pada 1 Desember saja (Hari HIV/AIDS sedunia). Harusnya, itu dibahas secara rutin, sebab pencegahan HIV/AID perlu berlangsung secara rutin dan sedini mungkin. Penyakit ini sangat mematikan, sehingga upaya paling efektif itu adalah pencegahan secara masiv dan terus menerus,” tutup Alan. (daily02)