Kiat Hadi, Si Mantri BRI Tagih Kredit Macet dan Nasabah yang Wafat

Dailypost.id
Mantri BRI, Hadi Purnomo Sukarno saat menagih kredit kepada nasabah.

DAILYPOST.ID Limboto — “Mas Hadi”, begitulah sapaan akrab para nasabah kepada Mantri BRI di Desa Ombulo-Daenaa, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo.

Sebagai garda terdepan dalam memenuhi kebutuhan nasabah, Hadi Purnomo Sukarno berbagi pengalamannya selama menjadi Mantri BRI sejak tahun 2014, yang tidak hanya sebatas dalam mempromosikan produk BRI, namun juga dalam menangani beragam permasalahan terkait kredit.

Dengan pendekatan yang lebih humanis, pria 36 tahun itu lebih memilih membangun komunikasi yang baik dengan nasabah, daripada menggunakan pendekatan otoriter. Baginya, komunikasi yang baik adalah kunci untuk mencegah ketidaknyamanan dan membangun hubungan yang berkesinambungan dengan nasabah.

“Apalagi kita berhadapan dengan nasabah ini kan bukan hanya satu kali, tapi berkali-kali sampai nasabah ini sukses menyelesaikan kreditnya,” ujar Hadi.

Ia mengaku jarang menghadapi nasabah kredit yang temperamental. Menurutnya, hal ini terjadi karena hubungan komunikasi yang baik yang telah dibangunnya sejak awal dengan para nasabah.

“Saya menganggap bahwa setiap pertemuan dengan nasabah merupakan peluang untuk memperkuat hubungan,” tambahnya.

Saat ini, Hadi melayani sekitar 620 nasabah kredit, mayoritas dari mereka adalah petani. Namun, sekitar 140 di antaranya terkendala dalam pembayaran kredit. Tunggakan ini, menurut Hadi, disebabkan oleh pola pemasukan yang tergantung pada musim panen.

Untuk mengatasi hal ini, Hadi mengambil inisiatif dengan mengajak nasabah untuk membayar setoran lebih pada masa panen, sehingga dapat mengantisipasi tunggakan di masa mendatang.

“Kalau mereka menunggak 3 bulan nih, kalau sudah panen saya sarankan untuk bayar 5-6 bulan untuk mengantisipasi cicilan macet di bulan berikutnya,” ungkap Hadi.

Pengalaman lainnya yang dibagikan oleh Hadi adalah ketika ia harus menagih kredit kepada nasabah yang telah meninggal dunia. Baginya, ini bukan hanya sekadar tugas biasa, tetapi sebuah tantangan yang membutuhkan empati dan kesabaran ekstra.

Dalam proses tersebut, ia selalu berusaha mencari solusi yang terbaik, seringkali dengan pendekatan yang lebih manusiawi.

“Kalau ada nasabah yang meninggal otomatis kita akan mencari lagi ahli waris dari nasabah yang akan bertanggung jawab seperti istri, anak atau orang tua. Ini membutuhkan kesabaran ekstra karena tidak jarang juga ada keluarga nasabah yang enggan berurusan soal hutang-piutang,” tuturnya.

Untuk nasabah yang meninggal dunia, Hadi baru akan menghubungi keluarga usai 40 hari sebagai empati masa berduka.

“Belum langsung menagih, tapi lebih ke pendekatan supaya keluarga mengerti dan bertanggung jawab,” tuturnya.

Dalam hal nasabah yang meninggal dunia sebelum masa pinjaman berakhir, Hadi menegaskan bahwa ahli waris wajib melunasi pinjaman tersebut. Mereka dapat memilih untuk melunasi sekaligus atau secara bertahap sesuai dengan kemampuan finansial mereka.

Terkait asuransi, Hadi mengatakan bahwa nasabah KUR BRI yang meninggal dunia akan mendapatkan klaim jika nasabah kredit menyetujui Asuransi yang ditawarkan pihak bank di awal pencairan KUR, seperti Asuransi Mikro, Kecelakaan, Kesehatan, dan Meninggal Dunia atau yang disingkat AMKKM.

“Asuransi ini bertujuan untuk mengurangi risiko finansial yang bisa timbul akibat bencana alam, kecelakaan, kesehatan, ataupun kematian peminjam, mengikuti program asuransi yang ditawarkan,” tegasnya.

Selama bertugas, Hadi menuturkan tidak ada kendala soal jarak atau medan yang harus dihadapinya. Dia dengan senang hati mengakui kebanggaannya menjadi bagian dari BRI.

“Menyenangkan karena bisa kenal dan dikenal dengan banyak orang. Kadang kalau ketemu dengan nasabah di jalan atau di pasar, mereka suka kasih saya kue. Meskipun saya tolak mereka tetap ngotot memberikan,” ungkap Hadi.

Berkat dedikasi dan pencapaian kinerjanya sebagai Mantri BRI, pada tahun 2020, Hadi dihargai dengan hadiah berupa motor Honda Versa senilai Rp 30 juta oleh pihak BRI.

“Mantri BRI yang berprestasi dapat memperoleh beragam benefit maupun program pengembangan. Prestasi yang dimaksud berupa capaian target perbulan,” ungkapnya.

Narti (54), salah satu nasabah KUR BRI di Desa Ombulo mengatakan bahwa Hadi merupakan Mantri yang ramah dan bersahabat dengan warga.

“Setiap mas Hadi datang ke rumah untuk menagih, kita tidak ada rasa takut, melainkan segan dengan beliau karena beliau orangnya memang ramah kalau berkomunikasi dengan kami,” tutur Narti.

Menurut Kepala Unit BRI Limboto, Bahrain Jasin, Hadi merupakan salah satu pegawai BRI yang menonjol dalam kinerjanya.

“Pencapaian kinerjanya luar biasa. Dia bahkan menerima hadiah sebagai pengakuan atas prestasinya,” ujarnya.

 

(Vita Pakai)

 

Share:   
Exit mobile version