Mengapa Impor Beras Tetap Dilanjutkan Meski Musim Panen?

Dailypost.id
Aktivitas import beras (Istimewa)

DAILYPOST.ID Jakarta — Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krisnamurthi, mengungkapkan alasan di balik berlanjutnya pengadaan beras impor di Indonesia. Dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI yang disiarkan secara daring, Bayu menjelaskan bahwa arahan ini datang langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjaga kestabilan kebutuhan beras nasional.

Menurut Bayu, BULOG diminta untuk tetap menjaga kontrak dengan importir beras luar negeri sebagai langkah antisipasi jika terjadi kekurangan pasokan dari produksi lokal.

“Kami standby dan diarahkan untuk tetap mengikat kontrak dengan pihak luar,” ujar Bayu dalam rapat tersebut, Senin (10/6/2024).

Tantangan Produksi Lokal

Pernyataan Bayu ini muncul sebagai jawaban atas pertanyaan dari Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, yang mempertanyakan kelanjutan impor beras mengingat Indonesia telah memasuki musim panen sejak April 2024. Meskipun produksi lokal sedang berlangsung, Bayu menekankan bahwa pengadaan impor tetap diperlukan sebagai langkah jaga-jaga.

Senada dengan Bayu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menambahkan bahwa menghentikan impor beras tidaklah mudah. Salah satu alasan utamanya adalah jumlah produksi beras lokal yang masih belum mencukupi kebutuhan nasional.

Data Produksi Beras

Arief memaparkan proyeksi Kerangka Sampel Area (KSA) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan total produksi beras pada periode Januari-Juli 2024 mencapai 18,64 juta ton. Angka ini lebih rendah 2,64 juta ton dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. “Kalau dilihat berdasarkan grafik, agak berat untuk berhenti impor beras, karena semester kedua trennya lebih rendah daripada semester pertama,” jelas Arief.

Keputusan untuk tetap melanjutkan pengadaan beras impor merupakan upaya antisipatif pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan beras nasional. Dengan mempertahankan kontrak impor, pemerintah berharap dapat mengatasi potensi kekurangan pasokan yang mungkin terjadi akibat fluktuasi produksi lokal.

(d09)
Share:   
Exit mobile version