Patriotisme di Hati Nelson Pomalingo: Pikiran, Kepedulian, dan Tindakan Harus Menyatu

Dailypost.id

DAILYPOST.ID , Kabupaten Gorontalo – Peringatan Hari Patriotik 23 Januari 1942 telah usai dilaksanakan, Ahad (23/1/2022) kemarin. Namun begitu, makna dari peristiwa bersejarah tersebut rasanya belum tuntas untuk dibahas. Merdeka sebelum merdeka merupakan satu dari sekumpulan makna yang terkandung dalam peristiwa hari patriotik 23 Januari 1942. Para tokoh memaknai premis  merdeka sebelum merdeka ini yakni adanya kemerdekaan kecil yang berhasil diukir masyarakat Gorontalo, sebelum lahirnya kemerdekaan bangsa Indonesia seutuhnya pada 17 Agustus 1945. Kemerdekaan kecil inilah yang terus menginspirasi masyarakat Gorontalo selaku pemilik sah dari sejarah itu, untuk terus memperingatinya setiap tahun.

Makna lain dari Hari Patriotik juga diuraikan Bupati Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo. Menurutnya ada tiga instrumen penting yang mesti ditanamkan dalam setiap peringatan hari patriotik saat ini. Patriotik atau Patriotisme di era ini kata dia sejatinya adalah pikiran, kepedulian, dan tindakan nyata. Patriotisme juga adalah kecintaan terhadap bangsa dan negara.

“Itu artinya, cinta tanpa tindakan adalah kepalsuan. Cinta harus dibuktikan, diaktualisasikan dan dimanifestasikan secara ikhlas,” katanya.

Peringatan Hari Patriotik 23 Januari, ungkap Bupati alumnus Lemhanas 2009 itu sejatinya menjadi sumber rujukan dan inspirasi Rakyat Gorontalo. Oleh karenanya,  peringatan Hari Patriotik tidak cukup hanya dengan merayakannya melalui kegiatan-kegiatan seremonial. tetapi yang terpenting adalah pemaknaan terhadap heroisme, persatuan, dan semangat perjuangan rakyat Gorontalo yang dipimpin oleh Pahlawan Nasional Nani Wartabone 80 tahun silam.

Dalam konteks masa depan Gorontalo dan dalam perspektif ke-Indonesiaan, Hari Patriotik 23 Januari menjadi inspirasi Gorontalo untuk  tampil sebagai pelopor terbangunnya rasa Nasionalisme.

“Hal itu tidak berlebihan, karena secara historis fakta berbicara, bahwa Indonesia belum merdeka atau belum memproklamasikan kemerdekaannya, justru Gorontalo sudah memproklamasikan kemerdekaannya untuk Indonesia. Itu artinya, esensi dari peringatan hari patriotik adalah  mengajarkan tentang kepeloporan  “Dari Gorontalo untuk Indonesia”,” urai Nelson.

Nelson juga menyebutkan bahwa, hari patriotik adalah manifestasi heroisme dan ungkapan nasionalime rakyat Gorontalo, merdeka sebelum merdeka tanpa darah dan airmata.

Ketua Dewan Pembina Presnas Center ini pun mencontohkan, semangat pelaksanaan Silatnas III pada Juni 2021 lalu yang dilaksanakan oleh Presnas Center dengan  mengusung tema  Gorontalo Emas 2045, adalah sebuah kepeloporan Gorontalo untuk Indonesia. Gorontalo lewat kegiatan itu merupakan daerah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang sudah terdepan menggelorakan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Sehingga ke depan ia berharap, semangat kepeloporan dari Gorontalo untuk Indonesia ini, terus teraktualisasi secara konkrit dalam proses melahirkan ide, gagasan dan terobosan. (Daily10/Yon)

Artikel Patriotisme di Hati Nelson Pomalingo: Pikiran, Kepedulian, dan Tindakan Harus Menyatu dimuat melalui news.dailypost.id.

Bagikan ke:   
Exit mobile version