https://wa.wizard.id/003a1b

Pernikahan Angga Yunanda & Shenina Cinnamon: Tren Usia 25 Tahun untuk Menikah

Editor: Febrianti Husain
sa shop gorontalo

DAILYPOST.ID Jakarta– Aktor Angga Yunanda resmi menikahi kekasihnya, Shenina Cinnamon, dalam sebuah upacara yang digelar secara intim. Kabar bahagia ini langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial, dengan banyaknya ucapan selamat yang membanjiri akun keduanya.

Namun, tak sedikit warganet yang terkejut mendengar kabar pernikahan ini, terutama karena Angga yang tampak awet muda dan dianggap menikah di usia yang masih tergolong muda. Padahal, bintang film Dua Garis Biru ini sebenarnya telah menginjak usia 25 tahun.

Lantas, apakah benar usia 25 tahun masih terlalu muda untuk menikah? Ataukah justru ini adalah usia ideal?

Survei: 25 Tahun, Usia Favorit untuk Menikah

Berdasarkan data Litbang Kompas yang dirilis pada 19 Januari 2023, mayoritas masyarakat menganggap usia 25 tahun sebagai waktu yang tepat untuk menikah. Dalam jajak pendapat yang dilakukan terhadap responden berusia 17-35 tahun, ditemukan fakta menarik:

  • 62,6% responden berusia 17-25 tahun masih lajang, sementara 37,4% lainnya berada di rentang usia 26-35 tahun.
  • Dari responden lajang, 83% mengaku memiliki keinginan untuk menikah.
  • Mayoritas anak muda bercita-cita menikah di usia 25-27 tahun.
  • Hampir 48,4% responden memilih menikah di usia 25-29 tahun, sedangkan 24,4% lainnya ingin menikah setelah usia 30 tahun.

Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa menikah di usia 25 tahun bukanlah hal yang aneh, melainkan tren yang umum terjadi di kalangan generasi muda Indonesia.

Menunda Pernikahan: Tren atau Kebutuhan?

Di sisi lain, fenomena menunda pernikahan juga semakin sering terjadi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), generasi muda masa kini memiliki kesibukan dan mobilitas yang tinggi, sehingga mereka cenderung lebih fokus pada karier dan kehidupan pribadi sebelum menikah.

Namun, survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa hal ini bukan berarti anak muda tidak ingin menikah, melainkan mereka lebih berhati-hati dalam menentukan waktu yang tepat.

Dari Perspektif Psikologi: Usia 25 Tahun Sudah Matang?

Secara psikologis, usia 25 tahun sering dikaitkan dengan quarter-life crisis, yaitu fase di mana seseorang menghadapi berbagai keputusan besar dalam hidup, termasuk karier, keuangan, dan hubungan.

Menurut riset dari National Library of Medicine, perkembangan otak manusia, khususnya bagian korteks prefrontal, baru mencapai kematangan penuh pada usia 25 tahun. Bagian otak ini berperan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah kompleks.

Dengan kata lain, seseorang yang berusia 25 tahun umumnya sudah cukup matang secara emosional dan psikologis untuk membangun rumah tangga.

Kesimpulan: 25 Tahun, Usia yang Tepat untuk Menikah?

Pernikahan Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon mungkin mengejutkan sebagian orang, tetapi jika melihat data dan tren pernikahan di Indonesia, keputusan mereka bukanlah sesuatu yang luar biasa.

Justru, banyak generasi muda yang memilih menikah di usia 25 tahun karena dianggap sebagai waktu yang ideal secara sosial, psikologis, dan biologis.

Pada akhirnya, keputusan menikah adalah pilihan pribadi yang didasarkan pada kesiapan individu, baik dari segi mental, finansial, maupun emosional. Yang terpenting, pernikahan harus didasari oleh komitmen dan kesiapan untuk menjalani kehidupan bersama.

(d10)

Share:   
Korek Api Keren Touch Screen
Exit mobile version