Gorontalo– Insiden kebakaran hebat yang melanda Desa Pilohayanga, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, pada Rabu (12/3/2025) tidak hanya menyisakan duka bagi warga yang kehilangan tempat tinggal, tetapi juga menghadirkan kisah heroik yang menginspirasi.
Di tengah kepanikan dan kobaran api, tujuh personel Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Gorontalo terjun langsung membantu pemadaman, salah satunya bahkan nekat menceburkan diri ke dalam got demi mendapatkan air lebih cepat.
Patroli Rutin Berujung Aksi Penyelamatan
Kisah ini bermula saat Bripka Moh Riyaldi Dangkua, atau yang akrab disapa Onal, bersama enam rekannya tengah melakukan patroli jalan raya (PJR) di sepanjang Jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR). Patroli ini merupakan bagian dari pengamanan selama bulan Ramadan untuk mencegah aksi balap liar yang sering terjadi di kawasan tersebut.
Namun, di simpang tiga Desa Pilohayanga, mereka dihentikan oleh seorang pria yang berlari tanpa mengenakan baju sambil berteriak minta tolong.
“Tolong-tolong, Pak!” seru pria itu panik.
Tanpa berpikir panjang, Onal dan timnya langsung bergegas menuju lokasi yang ditunjuk. Sesampainya di sana, mereka mendapati sebuah rumah kayu dan bambu sudah dilalap api, dengan angin kencang yang semakin memperbesar kobaran.
Nekat Nyebur Got Demi Air
Melihat tidak adanya sumber air besar di sekitar lokasi, Onal dan timnya menggunakan ember seadanya untuk menimba air dari got terdekat. Sayangnya, antrean panjang warga yang ikut membantu membuat proses ini terasa lambat.
Tak ingin membuang waktu, Onal mengambil keputusan nekat—melompat langsung ke dalam got yang penuh lumpur demi mengambil air lebih cepat. Dengan seragam dinas yang masih melekat di tubuhnya, ia merendam diri hingga sebatas pinggang, mengisi ember dengan air, dan menyerahkannya ke warga secara bergantian.
Aksi heroiknya membentuk rantai manusia untuk mempercepat pemadaman.
Kobaran Api Tak Terbendung
Meskipun upaya mereka begitu maksimal, api tetap menjalar cepat. Rumah pertama yang terbakar akhirnya roboh, reruntuhannya mengenai bangunan di sebelahnya hingga turut tersambar api.
“Dari runtuhan itu, rumah yang di sebelahnya juga ikut terbakar,” kata Onal dengan nada sedih.
Meskipun tidak berhasil menyelamatkan rumah-rumah tersebut, aksi heroik para polisi ini mendapat apresiasi luas. Video Onal yang basah kuyup di dalam got sambil menyuplai air dengan cepat viral di media sosial, membuat warga Gorontalo memuji dedikasi mereka.
Namun, bagi Onal dan rekan-rekannya, tindakan itu adalah bagian dari tugas dan pengabdian mereka kepada masyarakat.
“Kami hanya ingin membantu. Saat itu tidak ada pilihan lain. Jika harus nyebur got lagi demi menyelamatkan orang atau harta benda mereka, saya akan lakukan,” tutupnya.
Kesedihan Korban: “Saya Hanya Keluar Beli Obat”
Salah satu korban kebakaran, Razak Nune, tak kuasa menahan kesedihannya saat melihat dua rumahnya ludes terbakar.
Dengan mata berkaca-kaca, Razak menceritakan bahwa ia baru saja keluar rumah untuk membeli obat ketika musibah terjadi.
“Saya cuma ada keluar, beli obat di apotek,” ucapnya dengan suara berat.
Razak mengaku membeli obat untuk tekanan darah tinggi, meninggalkan istrinya dan cucunya di rumah. Namun, dalam waktu singkat, rumahnya sudah habis dilalap api.
Pelajaran dari Insiden Pilohayanga
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap risiko kebakaran, terutama bagi rumah berbahan kayu yang mudah terbakar. Selain itu, aksi heroik personel polisi di Gorontalo membuktikan bahwa kepedulian dan keberanian bisa muncul dalam situasi darurat, bahkan dengan cara yang tidak biasa seperti menceburkan diri ke dalam got.
Semoga para korban segera mendapat bantuan dan musibah seperti ini tidak terulang lagi di masa mendatang.
(d10)