Dari Lahan Transmigrasi Menjadi Pusat Pertanian Modern: Desain Pengembangan Komoditas Unggulan Pulubala Dimatangkan

Riski Kakilo
dalam Focus Group Discussion (FGD) Pemetaan Potensi Komoditas Unggulan yang digelar Tim Ekspedisi Patriot, Senin (20/10/2025), di Kantor Kecamatan Pulubala (Foto: Tim Ekspedisi Patriot).

DAILYPOST.ID Gorontalo — Kawasan Transmigrasi Pulubala di Kabupaten Gorontalo diproyeksikan menjadi pusat agroindustri, perdagangan, dan jasa yang andal. Harapan besar ini mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) Pemetaan Potensi Komoditas Unggulan yang digelar Tim Ekspedisi Patriot pada Senin (20/10/2025) di Kantor Kecamatan Pulubala.

FGD tersebut melibatkan 60 peserta dari Desa Bukit Aren, Puncak, dan Ayumolingo, serta menghadirkan narasumber dari Bappeda, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans), dan Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo.

Rekomendasi Produk TikTokShop

Promo Kursi Gaming

Rp5xx.xxx

Belanja Aman di Sini

Kursi Kerja Ergonomis

Rp3xx.xxx

Belanja Aman di Sini

Meja Kerja/Gaming

Rp2xx.xxx

Belanja Aman di Sini

Meja Kerja/Gaming

Rp2xx.xxx

Belanja Aman di Sini

Ketua Tim Ekspedisi Patriot, Dr. Ir. Supijatno, M.Si, menegaskan bahwa akselerasi pembangunan kawasan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, Pulubala memiliki peluang besar untuk berkembang sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru.

“Sinergi adalah kunci untuk mewujudkan visi besar Pulubala sebagai sentra agroindustri dan jasa,” ujarnya dalam sambutan pembuka. Diskusi kemudian mengerucut pada potensi unggulan dan hambatan struktural yang harus segera diatasi.

Kawasan seluas 25.782,87 hektar yang kini dihuni lebih dari 700 kepala keluarga tersebut memiliki kekuatan utama pada sektor pertanian. Data Dinas Pertanian menunjukkan komoditas unggulan seperti jagung, kelapa, kakao, jeruk, pisang, dan cabai telah diusahakan secara konsisten.

Pada 2024–2025, pengembangan jagung di tiga desa mencapai ratusan hektar, sementara Desa Puncak mengembangkan pisang Gapi seluas 30 hektar.

“Potensinya sangat besar, terutama untuk jagung, kelapa, dan hortikultura yang menopang ketahanan pangan daerah,” kata perwakilan Dinas Pertanian.

Meski memiliki prospek cerah, Pulubala masih berhadapan dengan sejumlah persoalan mendasar. Perwakilan Disnakertrans, Abdurahman Abdullah, menyoroti masalah tumpang tindih lahan dengan perusahaan swasta dan status kawasan yang sebagian berada di Hutan Produksi Terbatas (HPT). Sertifikasi lahan yang belum tuntas juga menjadi hambatan bagi kepastian usaha masyarakat.

Dari sisi teknis, petani masih mengandalkan tadah hujan sebagai sumber air, menghadapi kesulitan permodalan, serta menurunnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.

Diskusi menghasilkan beberapa usulan strategis dari masyarakat. Di antaranya, penggunaan pupuk organik untuk menjaga kesuburan tanah dan pengembangan bibit jagung kloning lokal agar tidak terus bergantung pada benih komersial yang mahal.

Petani juga mengeluhkan rendahnya produktivitas varietas Dragon yang hanya menghasilkan kurang dari 2 ton per hektare. Karena itu, mereka mendorong penyediaan benih varietas C7 yang dinilai lebih stabil dan sesuai kondisi lokal.

Perwakilan Bappeda, Drs. Cokro Katilie, menekankan pentingnya integrasi program pembangunan lintas sektor untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian. Dukungan teknologi dan pendampingan dari BRMP Provinsi, termasuk modernisasi alat dan pembinaan SNI gula semut, juga menjadi peluang untuk meningkatkan daya saing produk lokal.

FGD ditutup dengan optimisme bahwa seluruh masukan akan menjadi dasar bagi penyusunan program strategis di Pulubala. Dengan keterlibatan pemerintah daerah, akademisi dari IPB University, dan masyarakat, kawasan ini diproyeksikan berkembang menjadi lumbung pangan modern yang berkelanjutan dan berkebajikan.

Narahubung:
Muhammad Khafif Hamdun Syahadat, S.P., M.Si
Koordinator Lapang Ekspedisi Patriot IPB University

Share:   
https://wa.wizard.id/003a1b

FOLLOW US ON FACEBOOK
FOLLOW US ON INSTAGRAM
FOLLOW US ON TIKTOK
@dailypost.id
ekakraf multimedia