Salma Husain (Aktivis Muslimah)
Opini — The Gorontalo Institute suksesmenyelenggarakan Gorontalo Youth Summit 2025, Selasa (28/10), secara daring melalui platform Zoom Meeting. Kegiatan bertema “Menyalakan Semangat Sumpah Pemuda Menuju 100 Tahun Gorontalo (1942–2042)” ini menjadi forum reflektif sekaligus ruang strategis bagi generasi muda untuk merancang arah masa depan Gorontalo menujuabadkeduanya.Dr. Funco Tanipu, Founder The Gorontalo Institute dalam sambutannya mengungkapkan “Kepemimpinan masa depan tidak dibangun dari ruang janji, tetapi dari ruang gagasan. Kita ingin anak muda Gorontalo menjadi perancang masa depan yang berpikir jauh, bekerja dengannilai, dan berkolaborasiuntukperubahan,”.
Tidak hanya di Gorontalo, tapi Di setiapsudutkolong negeri, pemuda menjadi motor penggerak bangsa Indonesia. Banyak kiasan mutiara yang menggambarkan pentingnya peran pemuda ini, sebut saja salah satunya “masa depan Indonesia ditangan pemuda”. Kita tentu sepakat bahwa pada setiap masa, generasi muda adalah aset peradaban. Sudah menjadi rahasia umum pula bahwa menjadi agen perubahan (agent of change) adalah salah satu potensi besar pemuda.Memang kita tahu bersama, bahwa pemuda hari ini hidup di zaman yang serba cepat: teknologi makin canggih, persaingan makin keras, tapi banyak di antara mereka yang merasa kehilangan arah dan makna hidup.
Di satusisimerekacerdas, kreatif, dan idealis; namun di sisi lain mudah lelah dan gelisah. Bahkan hari ini muncul Fenomena di kalangan Gen Z dan milenial yang rata-rata telah berusia di atas 20 tahun. Fenomena ini dikenal dengan istilah kidulting, gabungan dari kata kid dan adulting, yang menggambarkan orang dewasa yang tetap memanjakan diri dengan hal-hal yang identik dengan kebahagiaan masa kanak-kanak. Bahkan dikutip dari Kompas.id Sebesar 60% pengguna medsos di Indonesia merupakan gen Z.
Krisis identitas, pemuda kehilangan jati diri
Para pemuda tersebut tidak memahami hakikat dirinya dan perbuatannya. Mereka tidak paham tujuan hidupnya di dunia sehingga mencoba melakukan hal-hal yang bisa menunjukkan eksistensinya. Garizah baqa’ (naluri mempertahankan diri) mereka meluap-luap, tetapi mereka tidak tahu cara untuk memenuhinya sehingga aktivitas kekerasan justru mereka tempuh. Di sisi lain, kapitalisme menuntun para pemuda agar menjadikan capaian materi sebagai tujuan hidupnya sehingga mereka tidak peduli pada tuntunan agama. Yang penting mereka memiliki materi, hidupnya seolah-olah sudah sukses. Adapun untuk meraih capaian materi tersebut, mereka berpikir sekuler liberal, yaitu menghalalkan segala cara. Jadilah mereka tidak memiliki pegangan hidup dan gampang terombang-ambing dalam pergaulan.
Sistem hidup sekuler menempatkan kebahagiaan hanya pada aspek materi. Di sisi lain, sistem ekonomi kapitalisme mengadopsi prinsip bahwa setiap materi, apapun itu yang manusia butuhkan harus diadakan sebagai bentuk pemenuhan atas tuntutan kebutuhan. Selain itu, godaan gaya hidup dari media sosial menjadikan pemuda bingung memilah antara kebutuhan dan keinginan sehingga semua hal seolah penting untuk dibeli. Prinsip kapitalisme sekuler, meski terdengar sarkas bahkan menganggap bahwa sifat serakah yang implementasinya kerap menempatkan keinginan dan kebutuhan pada posisi yang sama membuat manusia mendapat justifikasi untuk menerapkan pola hidup konsumtif. Sistem ekonomi kapitalisme inilah yang membentuk pola piker pemuda hari ini.
Terlebih lagi, sistem pendidikan hari ini gagal membentuk kepribadian pemuda yang berkarakter pemimpin. Bahkan, sistem pendidikan kita terus dirundung masalah moralitas dan adab, serta kemerosotan berpikir peserta didik. Perang pemikiran (ghazwul fikr) yang terus Barat lancarkan kian menjauhkan generasi dari sosok-sosok tangguh seperti Muhammad Al-Fatih, Imam Syafi’i, dll. Sebagaiprofil pemuda Islam yang paham peran sosialnya sebagai tulang punggung peradaban.Sistem sekuler kapitalisme juga telah menjadikan negara abai terhadap tugas membentuk pemuda generasi berakhlak mulia. Mereka tidakmenjadigenerasiproblem solver, tetapi malah trouble maker.Sistem sekuler kapitalisme merupakan sistem rusak yang merusak para pemuda. Mereka seharusnya menjadi pemimpin peradaban masa depan, tetapi justru menjadi beban peradaban. Ini berbeda 180° dengansistem Islam.
Sistem Islam dapat Mewujudkan Pemuda yang membawa Peradaban.
Mencermati ini semua, sungguh kondisi itu tidak bisa kita biarkan terus terjadi sehingga memang harus diubah. Umat butuh pencerdasan untuk menemukan solusi bagi permasalahan kehidupan terutama para pemuda. Inilah tugas bagi agen perubahan.Tentu saja, hanya Islam yang mampu mengantarkan umat menuju taraf kehidupan yang lebih baik, bahkan menjadi umat terbaik, karena Islam itu tinggi. umat Islam layak digelari sebagai umat terbaik sebagaimana firman Allah Taala, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”(QS Ali Imran: 110).
Sistem peraturan dalam Islam akan mampu menjadikan pemuda sebagai panggung peradaban. Melalui system pemerintahan, Islam tampil sebagai cahaya karena diterapkan sebagai aturan kehidupan sehari-hari baik secara individu, keluarga, masyarakat, maupun negara.
Di antara langkah untuk mencetak pemuda agen perubahan adalah dengan menyelenggarakan sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang akan mencetak generasi pemuda berkepribadian Islam.Sistem pendidikan Islam membentuk manusia yang berpikir kritis yang tetap tunduk kepada wahyu. Ilmu diarahkan untuk kemaslahatan, bukan sekadar kebanggaan pribadi. Akal ditumbuhkan dengan ilmu yang bermanfaat, sedangkan jiwa dikuatkan dengan adab dan ibadah. Dalam sistem Islam, pendidikan bukan hanya sebatas pemberian ilmu, tetapi juga pembentukan pola pikir dan pola sikap Islami. Hal ini akan melahirkan generasi pemuda yang sadar bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah, dan setiap perbuatannya akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
Sistem Pendidikan dibawahnaungan syariah islam yang diterapkan melalui negara harus dikembalikan. Dengan kata lain sistem Pendidikan hariini yaitu sekuler harus diganti dngan system Pendidikan Islam. Dengan Pendidikan berbasis syariah islam ini diterapkan, maka akan tercipta generasi pemuda yang membawa perubahan hakiki.
Wallahualam.














