Gorontalo — Gadai emas menjadi alternatif yang semakin diminati oleh masyarakat sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan finansial mendesak. Melalui Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM), proses gadai emas menjadi lebih mudah dan cepat diakses.
Co-location atau sentra layanan ultra mikro (SenyuM) merupakan kantor yang dipakai secara bersama oleh tiga entitas di dalam sinergi layanan keuangan, khususnya permodalan. Ketiga entitas Holding UMi yang berintegrasi adalah PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai induk, bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Pimpinan Cabang Pegadaian Limboto, Firmansyah Mooduto, mengungkapkan bahwa program sinergi ini telah berjalan sejak tahun 2022 sebagai bagian dari Holding Ultra Mikro (UMi). Kehadiran co-location ini dikembangkan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan gadai emas dan jasa keuangan yang lengkap serta terintegrasi.
Selain itu, terdapat juga upaya pemasaran bersama antara produk Pegadaian yang dipasarkan melalui BRI dan PNM. Hal ini memungkinkan produk Pegadaian yang belum terjangkau oleh masyarakat di wilayah terpencil untuk lebih mudah diakses.
Ia menjelaskan, dalam program sinergi ini, Pegadaian telah membuka outlet co-location di beberapa titik layanan unit BRI. Di wilayah kerja Pegadaian Cabang Limboto, terdapat 10 titik layanan di berbagai lokasi strategis, yakni di Unit BRI Sidomulyo, Sukamakmur, Wonosari, Randangan, Mananggu, Tapal Batas, Pelabuhan Anggrek, Sumalata, Tolnggula, dan Kotajin.
“Melalui outlet co-location ini, masyarakat bisa dengan mudah mengakses layanan pegadaian yang sebelumnya mungkin sulit dijangkau, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah terpencil. Kami juga melakukan pemasaran bersama antara produk pegadaian dengan produk BRI dan PNM, atau yang dikenal dengan UMi Corner, sehingga lebih mendekatkan layanan kepada masyarakat,” ujar Firmansyah, kepada Dailypost.id, Selasa (19/03/2024).
Dengan adanya layanan pegadaian yang tersedia di unit BRI, masyarakat dapat melakukan transaksi gadai emas, pembukaan tabungan emas, serta mendapatkan layanan pembiayaan porsi haji dengan lebih praktis. Selain itu, Pegadaian juga memberikan kemudahan bagi masyarakat yang belum memiliki rekening BRI untuk membuka rekening Simpedes UMi secara gratis.
“Syaratnya cukup bertransaksi, dan jika nasabah belum memiliki rekening BRI, kami akan membukakannya secara gratis melalui layanan pegadaian. Dan itu bisa dilakukan langsung di Gerai SenyuM maupun kantor Cabang Pegadaian,” jelasnya.
Firmansyah juga menambahkan, melalui aplikasi Pegadaian atau dengan bantuan mantri BRI, masyarakat dapat mengakses layanan gadai emas dengan lebih praktis. Transaksi berupa gadai, pembukaan tabungan emas, serta layanan pembiayaan porsi haji dapat dilakukan dengan mudah melalui layanan ini.
Warga Tak Perlu Tempuh 100 Km untuk Gadai
Hadirnya Pegadaian di co-location atau Gerai Senyum BRI diakui mempermudah akses masyarakat sekitar. Salah satu yang merasakan kemudahan itu yakni Sumarti (48), warga Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara.
Sebelumnya, untuk melakukan transaksi gadai emas, ia harus melakukan perjalanan jauh ke kota, yang tidak hanya memakan waktu, tetapi juga biaya yang tidak sedikit.
“Kalau ke Pegadaian yang ada di kota itu kita harus menempuh jarak 100 km atau 3 jam perjalanan. Tapi kini, hanya dalam 5 menit perjalanan menggunakan motor, kami sudah bisa sampai ke Gerai SenyuM,” kata Sumarti.
Terakhir kali Sumarti mengunjungi Gerai Senyum pada Februari lalu, Dia mengakui bahwa seringkali harus menggadaikan 2gr perhiasan emas miliknya di Pegadaian ketika upah kerja suaminya, yang berprofesi sebagai buruh tani belum diterima.
“Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kalau upah kerja suami terlambat,” ungkap ibu anak 2 itu.
Riyandi, staf Pegadaian co-location, menjelaskan bahwa proses gadai emas di Pegadaian Unit Senyum Sumalata sangatlah mudah. Hanya dengan membawa KTP dan mengisi formulir yang telah disediakan, transaksi gadai emas dapat dilakukan dengan cepat dan efisien.
“Dengan minimal transaksi Rp 50 ribu dan maksimal di angka Rp 50 juta, tergantung jenis perhiasan yang akan digadaikan, masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan gadai emas,” ujarnya.
Nantinya pencairan dana dilakukan secara cashless melalui rekening BRI. Selain itu, status gadai juga dapat dicek secara online melalui aplikasi BRImo dan Pegadaian Digital.
“Dengan disinkronisasi dana gadai dengan pembukaan Simpedes UMi, proses transaksi menjadi lebih efisien. Nasabah juga akan mendapatkan fasilitas kartu debit untuk memudahkan transaksi lainnya,” tambah Riyandi.
Kemudahan akses ini ternyata tidak hanya memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam hal memenuhi kebutuhan finansial mendesak, tetapi juga dalam pengembangan usaha. Mayoritas warga di Sumalata berprofesi sebagai petani, dan dana dari gadai emas seringkali digunakan untuk modal usaha, terutama di sektor pertanian.
“Sebagian besar nasabah menggunakan dana gadai untuk mengembangkan usaha mereka, terutama dalam membeli pupuk dan bibit untuk pertanian. Gadai emas menjadi salah satu alternatif mereka untuk mendapatkan modal usaha yang dibutuhkan,” jelas Riyandi.
Dengan demikian, kehadiran Gerai Senyum BRI dan Pegadaian tidak hanya mempermudah akses masyarakat terhadap layanan keuangan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pengembangan ekonomi lokal. Diharapkan, inovasi seperti ini dapat terus berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai informasi, pada kuartal ketiga tahun 2023, Pegadaian berhasil mencatat pencapaian yang mengesankan dengan pertumbuhan aset sebesar 16,33%, mencapai angka Rp80,7 triliun dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp69,4 triliun.
Kenaikan signifikan dalam aset ini sejalan dengan pertumbuhan outstanding loan (OSL) gross Pegadaian yang meningkat sebesar 17,28% secara tahunan, mencapai angka Rp65,6 triliun dari Rp55,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Outstanding loan memegang peran penting sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan aset Pegadaian.
Sementara itu, laba bersih Pegadaian mengalami peningkatan yang luar biasa sebesar 35,52% secara year on year (yoy), mencapai angka Rp3,2 triliun dari Rp2,4 triliun. Pertumbuhan kinerja ini didorong oleh peningkatan jumlah nasabah Pegadaian sebesar 10,88%, dari 21,2 juta nasabah di September 2022 menjadi 23,5 juta nasabah di September 2023. Dampaknya, penyaluran pinjaman (omzet) pembiayaan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 14,81%, naik dari Rp130,6 triliun menjadi Rp150,0 triliun.
(Vita Pakai)