DAILYPOST.ID, Opini: Bima Yudho Saputro, seorang pelajar warga negara Indonesia (WNI) asal Lampung di Australia baru-baru ini membagikan kisah kegaduhan yang terjadi usai video kritik mengenai kampung halamannya itu viral. Bima bercerita di akun instagram-nya @awbimax tentang dirinya yang dihubungi oleh kepolisian untuk dimintai keterangan bahwa ia benar-benar pelajar di luar negeri. Tak hanya itu, keluarganya juga diperiksa bahkan dipanggil oleh Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo atas apa yang dikomentarinya.
Di akun TikTok, Bima mengkritik Provinsi Lampung ‘Dajjal’ sebagai provinsi yang tertinggal karena melihat infrastruktur tertinggal dalam unggahan video berjudul “Alasan Lampung Gak Maju-maju”. Bima yang berasal dari Lampung mengkritik soal infrastruktur (jalan) yang banyak rusak, dan tidak laik untuk jalan. Menurut dia, dalam satu kilometer jalan rusak, satu kilometer lagi rusak. Selain itu, banyak jalan-jalan di Lampung yang tambal sulam. Padahal, menurutnya, infrastruktur khususnya jalan paling umum untuk mobilisasi ekonomi. “Tapi, jalan-jalan di Lampung tuh satu kilometer bagus, satu kilometer rusak,” ujar Bima.
Akibat kritikannya tersebut, advokat di Lampung, Gindha Ansori Wayka melaporkannya ke pihak kepolisian atas tuntutan menyebar berita hoaks tentang Lampung. Dalam keteranganya, Ginda mengatakan, alasan pelaporannya adalah penggunaan diksi ‘dajjal. “Silakan kritik tapi pilihan katanya (diksinya) harus dipilih agar tidak salah,” kata Gindha dalam keterangan yang diterima, Rabu (12/4/2023). (Republika, 15/4/2023)