- Nissan mengumumkan rencananya untuk mengalokasikan investasi sebesar USD 1,4 miliar atau sekitar Rp 21,7 triliun guna menghadirkan versi listrik dari dua model unggulan mereka, Qashqai dan Juke, yang lebih kecil. Dana ini juga akan digunakan untuk mendukung infrastruktur dan rantai pasokan, termasuk pembangunan gigafactory baterai kendaraan listrik di pabrik Sunderland, Inggris.
Kedua model, Qashqai dan Juke, meraih peringkat kedua dan ketujuh sebagai kendaraan terpopuler di Inggris tahun ini, menandakan kebutuhan pasar akan kendaraan ramah lingkungan.
“Investasi Nissan adalah ekspresi kepercayaan besar terhadap industri otomotif Inggris,” ujar Perdana Menteri Rishi Sunak, mengapresiasi langkah ini yang dipublikasikan oleh Japannews pada Senin (27/11/2023).
Pada tahun 2021, Nissan telah merencanakan produksi kendaraan listrik dan baterai di Sunderland dengan pemasok AESC yang dimiliki oleh Envision Tiongkok. Saat ini, mereka akan membuka gigafactory ketiga di lokasi ini.
Presiden dan CEO Nissan, Makoto Uchida, menegaskan bahwa kendaraan listrik menjadi fokus utama perusahaan untuk mencapai netralitas karbon. Hal ini disusul dengan peluncuran versi listrik dari model inti Eropa mereka, yang diharapkan mempercepat era baru bagi Nissan.
Nissan membidik transformasi seluruh jajaran mobil penumpang Eropa menjadi kendaraan listrik pada tahun 2030, sebuah langkah ambisius di tengah tantangan pemenuhan persyaratan produksi baterai di Eropa. Namun, Nissan diyakini dapat tetap bersaing karena memiliki pabrik baterai yang berlokasi strategis.
Meskipun Pemerintah Inggris menunda batas waktu penghentian penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel baru hingga 2035, Nissan bergabung dengan produsen mobil lain yang beralih ke produksi kendaraan listrik di Inggris. Langkah ini menjadi bagian dari tren global menuju mobilitas berkelanjutan dan ramah lingkungan.