Kuala Lumpur – Konflik perang yang terus berlanjut antara Palestina dan Israel memunculkan permintaan bagi Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia (RI), Jusuf Kalla (JK), untuk memediasi kedua belah pihak guna mengakhiri kekerasan yang telah terjadi selama beberapa bulan terakhir.
Dalam upaya pembicaraan damai antara Palestina dan Israel, delegasi JK melakukan pertemuan dengan delegasi Hamas Palestina yang dipimpin oleh Pejabat Biro Politik dan Wakil Kepala Urusan Internasional Hamas, Dr. Bassem Naim.
Salah satu fokus utama pembicaraan adalah upaya penghentian kekerasan yang telah mengakibatkan pembinasaan massal terhadap masyarakat sipil.
Hamid Awaludin, anggota delegasi JK, mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tersebut, petinggi Hamas mengungkap adanya pembantaian warga Palestina di Gaza dengan motif yang diduga sebagai bentuk genosida.
“Dunia, kecuali Amerika Serikat, telah mengutuk tindakan kejam Israel tersebut. Namun, seperti yang kita ketahui, Presiden AS Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu juga menghadapi tekanan dari rakyat mereka yang memprotes tindakan pemerintah Israel,” ungkap Hamid dalam keterangannya, Selasa (8/6/2024).
Pertemuan yang berlangsung tertutup ini diadakan di sebuah wilayah di luar kota Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (5/5/2024) malam. Diskusi dengan pihak Hamas berlangsung selama sekitar tiga jam.
“Pertemuan ini terjadi saat salah satu pimpinan Hamas menghubungi Profesor Hamid Awaludin (mantan Menkumham RI) untuk mengatur pertemuan dan diskusi dengan Pak JK, yang diadakan pada Minggu, 5 Mei 2024, di tempat yang telah ditentukan,” ucapnya.
Hamid menambahkan bahwa upaya untuk mengakhiri konflik secara permanen antara Israel dan Palestina sudah dilakukan sebelumnya oleh JK dan timnya, sekitar Juli dan pertengahan Oktober 2023. Namun, pembicaraan sempat terhenti akibat serangan yang dilancarkan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sebelumnya, Hamas mengumumkan pada Senin lalu bahwa mereka telah menerima proposal gencatan senjata yang diusulkan dalam perundingan di Kairo, Mesir. Namun, Israel menyatakan bahwa proposal tersebut tidak memenuhi tuntutan inti yang diajukan.
Meskipun demikian, Israel tetap berkomitmen untuk melanjutkan perundingan.
“Meskipun proposal yang diajukan oleh Hamas masih jauh dari memenuhi tuntutan inti Israel, kami akan mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Mesir dalam upaya untuk memajukan pembicaraan demi mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh Israel,” ujar kantor Perdana Menteri Israel melalui pernyataan resmi.
Peran JK sebagai mediator dalam konflik ini diharapkan dapat membantu mengatasi ketegangan antara Palestina dan Israel serta memajukan upaya mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
(d09)