Jakarta– Busana adat merupakan warisan budaya yang memiliki nilai simbolis dan filosofis mendalam. Seiring perkembangan zaman, modifikasi pakaian adat sering dilakukan agar lebih relevan dengan tren mode modern. Namun, penting untuk memastikan bahwa perubahan tersebut tetap menghormati pakem dan nilai budaya yang melekat.
Berikut adalah lima hal penting yang harus diperhatikan dalam memodifikasi baju adat agar tetap autentik dan bermakna.
1. Memahami Karakter dan Pakem Busana Aslinya
Sebelum melakukan modifikasi, penting untuk memahami sejarah dan aturan dari busana adat tersebut. Menurut Bachtiar Jamaluddin, pemilik Sanggar Nusantara Dot Com, modifikasi busana adat sah-sah saja, asalkan tidak menyalahi kaidah budaya yang sudah ada.
“Desainer siapa pun boleh memodifikasi baju adat, tapi harus tetap memahami karakter dan pakem busana aslinya agar tidak menabrak kaidah yang sudah ada,” jelas Bachtiar saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/2/2025).
2. Tidak Menghilangkan Nilai Simbolik dan Filosofis
Setiap busana adat memiliki makna simbolis yang dalam. Warna, motif, serta model pakaian sering kali melambangkan status sosial, adat istiadat, hingga nilai spiritual masyarakat setempat.
DRA. Tiwi Bina Affanti, M.SN, dosen Desain Mode dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, menekankan bahwa dalam melakukan modifikasi, nilai-nilai ini tidak boleh diabaikan. Busana adat yang kehilangan identitas budayanya justru dapat kehilangan esensi utamanya.
3. Menjaga Etika dan Kesopanan
Modifikasi pakaian adat tidak boleh menghilangkan esensi kesopanan yang terkandung dalam desain aslinya. Bachtiar menegaskan bahwa seorang desainer harus memiliki pemahaman mendalam tentang adat sebelum melakukan perubahan.
“Penata busana adat harus orang yang punya cukup ilmu dan paham pakem dari busana yang hendak dikenakan model,” tegasnya.
4. Menyesuaikan dengan Jenis dan Fungsi Busana
Setiap pakaian adat memiliki fungsi berbeda, misalnya untuk upacara adat, pernikahan, atau acara resmi lainnya. Oleh karena itu, perubahan yang dilakukan harus tetap sesuai dengan konteks penggunaannya.
Tiwi menambahkan bahwa aspek motif, warna, serta model harus diperhitungkan secara matang agar tidak melenceng dari makna aslinya.
“Perhatikan motif, warna, model, dan untuk kesempatan apa busana tersebut digunakan,” ujarnya.
5. Menjadikan Modifikasi sebagai Nilai Tambah
Jika dilakukan dengan tepat, modifikasi busana adat dapat menambah nilai estetika dan daya tariknya, tanpa menghilangkan identitas budayanya.
Menurut Tiwi, modifikasi yang bijak juga bisa menjadi strategi pelestarian budaya yang menarik perhatian generasi muda agar tetap bangga menggunakan pakaian adat.
“Walau dikemas secara modern, namun tetap ada pertimbangan pakem dalam sisi modifikasinya. Inilah yang jadi bobot karyanya,” ungkapnya.
(d10)