Momen mengejutkan ini terjadi dalam acara yang membahas literatur sastra yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat Bahasa di Gorontalo pada, Rabu (23/05/ 2023).
Nelson Pomalingo dan Elnino Mohi, dua tokoh politik yang sebelumnya diketahui berada di kubu yang berbeda, tiba-tiba muncul bersama di panggung yang sama.
Acara seperti ini umumnya hanya dihadiri oleh perwakilan kepala daerah, namun kali ini Nelson Pomalingo memilih untuk hadir secara langsung tanpa diwakili oleh siapa pun.
Hal ini menimbulkan spekulasi dan pertanyaan dari sebagian besar hadirin mengenai kemungkinan adanya kolaborasi atau dukungan politik di antara mereka.
“Pertemuan ini menjadi pertanyaan politis yang menarik. Apakah ini pertanda bahwa mereka akan berpasangan? Ataukah ini merupakan isyarat bahwa Nelson Pomalingo akan diusung sebagai calon gubernur oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA)?” tanya salah satu hadirin dengan rasa penasaran.
Namun dalam sambutannya, Nelson mengungkapkan bahwa dirinya memang memilih hadir dalam kegiatan ini. “Sebenarnya, pagi ini saya memiliki jadwal yang bertabrakan, namun saya memilih untuk hadir di sini,” ungkap Nelson Pomalingo dalam sambutannya.
Meskipun belum ada kejelasan mengenai pertemuan tersebut antara Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Nelson Pomalingo, dan Ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA), Elnino Mohi, para hadirin tetap mengamati perkembangan situasi dengan cermat.
“Tentunya ini hanyalah silaturahim seperti biasa. Mereka sudah bersama-sama berjuang untuk kemajuan provinsi ini, jadi kehadiran mereka bersama di sini adalah hal yang wajar. Mereka sudah saling mengenal sejak tahun 1995. Oleh karena itu, tidak perlu diartikan secara politis,” ungkap Ketua Panitia, Tomy Ishak, untuk meredam spekulasi yang berkembang.
Acara ini diharapkan dapat meningkatkan semangat kesatuan dan kolaborasi di antara para tokoh politik dalam rangka membangun Gorontalo ke depannya. Semua mata terus memperhatikan apakah kehadiran Nelson Pomalingo dan Elnino Mohi bersama di satu panggung ini akan berdampak pada dinamika politik di daerah tersebut. (**)