Opini – “Mengakar ke Bumi, Menjulang ke Langit” adalah jargon yang selalu dikumandangkan oleh kader Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Tojo Una-Una (IPMI-TU) di Provinsi Gorontalo. Tepat pada 26 September 2024, IPMI-TU merayakan ulang tahunnya yang ke-18, menandai perjalanan panjang sejak pendiriannya pada 26 September 2006.
Namun, IPMI-TU lebih dari sekadar organisasi kedaerahan yang menghimpun pelajar dan mahasiswa. Bagi para pemuda-pemudi asal Kabupaten Tojo Una-Una yang menempuh pendidikan di Gorontalo, IPMI-TU adalah rumah kedua, tempat mereka merasakan kebersamaan, persaudaraan, dan kekeluargaan di tanah rantau.
Selama 18 tahun eksistensinya, IPMI-TU telah melahirkan kader-kader yang berprestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Banyak dari mereka yang kembali ke kampung halaman sebagai sumber daya manusia (SDM) unggul, berkontribusi bagi daerahnya sebagai tenaga pengajar, tenaga kesehatan, pegawai pemerintahan, pengusaha, dan profesi lainnya. Prestasi kader IPMI-TU bukan hanya menjadi kebanggaan organisasi, tetapi juga merupakan bukti nyata sumbangsih mereka bagi masyarakat dan daerah Tojo Una-Una.
Namun, di balik deretan prestasi tersebut, ada satu impian besar yang hingga kini belum terwujud: Asrama Permanen untuk IPMI-TU di Provinsi Gorontalo. Harapan ini sudah diperjuangkan selama 18 tahun, namun terus menemui jalan buntu. Proposal demi proposal untuk pembebasan lahan dan pembangunan asrama terus diajukan ke Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una, tetapi selalu terhambat dengan alasan klasik seperti minimnya anggaran daerah, perbedaan nilai NJOP tanah, hingga dalih bahwa program ini belum masuk prioritas daerah.
Sekretariat kontrak IPMI-TU bahkan telah berpindah lokasi sebanyak tiga kali akibat lingkungan yang tidak kondusif hingga biaya sewa yang semakin mahal. Situasi ini tentu mengganggu proses belajar dan pengembangan diri para kader. Terlebih lagi, ketika pembayaran kontrak hampir jatuh tempo, para anggota IPMI-TU sering harus bolak-balik ke Tojo Una-Una untuk mengurus administrasi perpanjangan kontrak, yang pada akhirnya menguras energi dan waktu.
Setiap tahunnya, puluhan hingga ratusan mahasiswa baru dari Tojo Una-Una datang ke Gorontalo untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Di antara mereka, banyak yang berasal dari keluarga dengan ekonomi lemah. Asrama permanen bukan hanya akan memberikan tempat tinggal yang layak, tetapi juga meringankan beban orang tua mereka yang selama ini harus mengeluarkan biaya ekstra untuk sewa tempat tinggal.
Pada momen Pilkada 2024 mendatang di Kabupaten Tojo Una-Una, IPMI-TU memiliki harapan besar kepada calon pemimpin yang terpilih. Harapannya, pemimpin baru dapat benar-benar menyerap dan merealisasikan aspirasi ini, bukan sekadar memberikan janji kosong yang hanya enak didengar. Sebuah janji yang tidak hanya berakhir di pidato kampanye, tetapi diwujudkan dalam langkah nyata: Asrama permanen untuk IPMI-TU, sebuah harapan yang terus menyala selama 18 tahun dan belum kunjung padam.
Momentum hari lahir IPMI-TU ini bukan sekadar selebrasi, tetapi juga pengingat akan perjuangan panjang yang belum selesai. Harapan besar masih tertuju pada terwujudnya asrama permanen sebagai simbol kebersamaan, dan sebagai wujud nyata dukungan bagi generasi muda Tojo Una-Una yang menimba ilmu di tanah rantau, membawa cita-cita tinggi untuk masa depan daerah mereka.
Penulis: Rizki Kakilo (Kader IPMI-TU Provinsi Gorontalo)