Jakarta– Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), Sunarso, memberikan gambaran mengenai capaian laba BRI sepanjang 2024. Meskipun menghadapi tantangan ekonomi global dan volatilitas pasar, BRI tetap mampu mempertahankan pertumbuhan kinerja yang positif.
“Kita berusaha [mempertahankan laba], meskipun terus terang situasinya ini tidak mudah,” ujar Sunarso saat menghadiri acara BRI Microfinance Outlook di Tangerang, Kamis (30/1/2025).
Pada penghujung 2023, BRI mencetak rekor laba konsolidasi Rp60,43 triliun, tumbuh 17,55% YoY dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, laba bank only mencapai Rp53,15 triliun, naik 11,12% YoY.
Hingga November 2024, BRI telah membukukan laba bersih individual sebesar Rp50 triliun, meningkat 3,96% YoY dari Rp49,09 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dengan capaian ini, BRI menjadi bank pelat merah dengan laba tertinggi di Indonesia.
Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,99% YoY, dengan total kredit mencapai Rp1.219,21 triliun per November 2024.
Kinerja positif ini turut mendorong kenaikan aset BRI sebesar 4,36% menjadi Rp1.851,3 triliun, menjadikannya bank dengan aset terbesar di industri perbankan nasional.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI juga meningkat 6,95% YoY, mencapai Rp1.386,71 triliun per November 2024. CASA (Current Account Saving Account) BRI naik 10,79% menjadi Rp914,83 triliun, dengan porsi 65,97% terhadap total simpanan.
Meskipun fundamental BRI tetap kuat, Sunarso mengakui bahwa saham BBRI sempat mengalami tekanan akibat aksi jual investor asing.
“Saya yakin BRI punya kapasitas dan kualitas untuk bisa mempertahankan tingkat perolehan labanya, meskipun sahamnya lagi dibuang-buang [dilepas oleh investor asing],” tuturnya.
Hal ini menunjukkan bahwa volatilitas pasar tidak selalu mencerminkan kondisi fundamental perusahaan. Dengan pencapaian laba yang stabil, BBRI tetap menjadi salah satu bank dengan performa terbaik di Indonesia.
(d10)