Makan Bergizi Gratis Pakai Serangga? DPR: Bikin Gaduh!

DAILYPOST.ID Jakarta– Wacana Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memasukkan serangga seperti belalang dan ulat sagu ke dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menuai kontroversi. Kritikan terbaru datang dari Anggota Komisi IX DPR, Irma Suryani Chaniago, yang menilai bahwa pembahasan ini terlalu dini dan bisa menimbulkan kegaduhan.

“Duh, kenapa bikin pro-kontra sih! Urusan variasi menu, nilai gizi, rasa, dan kualitas belum beres, sudah ngomongin serangga,” ujar Irma, dikutip dari SindoNews, Selasa (28/1/2025).

https://wa.wizard.id/003a1b

Menurutnya, masih banyak sumber makanan bergizi lain yang lebih familiar dan dapat diterima oleh masyarakat luas. Irma bahkan berencana menegur langsung Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR.

Baca Juga:   Kementerian ATR/BPN Batalkan Sertipikat Bermasalah, Apresiasi Mengalir dari Susno Duadji

“Besok kalau RDP dengan Komisi IX saya akan tegur beliau! Jika masih ada makanan bergizi lainnya, ngapain pakai menu serangga? Yang begini ini bikin gaduh! Nggak bijak,” tegasnya.

Sebelumnya, Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa serangga dapat menjadi sumber protein alternatif, terutama di daerah yang sudah terbiasa mengonsumsinya.

“Mungkin saja ada satu daerah suka makan serangga seperti belalang atau ulat sagu. Itu bisa jadi bagian dari sumber protein,” ujar Dadan saat ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025).

Namun, ia menegaskan bahwa serangga bukan menu wajib dalam program MBG, melainkan pilihan berdasarkan potensi sumber daya lokal di suatu daerah.

Baca Juga:   Penghormatan Internasional: Prabowo Subianto Dianugerahi "Grand Cross of the Order of the Sun of Peru

“Kami tidak menetapkan standar menu nasional, melainkan standar komposisi gizi. Jadi, sumber proteinnya tergantung pada sumber daya lokal dan kebiasaan masyarakat setempat,” jelasnya.

Dadan juga memberikan contoh bahwa:

  • Daerah dengan produksi telur tinggi akan lebih banyak menggunakan telur sebagai sumber protein.
  • Daerah pesisir akan lebih banyak menggunakan ikan.
  • Daerah yang terbiasa mengonsumsi jagung bisa menggunakan jagung sebagai sumber karbohidrat utama.

Pro-Kontra Konsumsi Serangga di Indonesia

Konsumsi serangga sebenarnya bukan hal baru di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa contoh serangga yang biasa dikonsumsi meliputi:
Belalang goreng di Yogyakarta dan Gunungkidul.
Ulat sagu di Papua dan Maluku.
Laron goreng di beberapa daerah pedesaan.

Baca Juga:   Daftar Pemenang Pilkada Serentak 2024 di Provinsi Gorontalo Versi Quick Count

Di tingkat global, serangga juga mulai diakui sebagai sumber protein berkelanjutan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO). Namun, masyarakat Indonesia secara umum masih merasa asing dengan konsumsi serangga, terutama dalam program pemerintah seperti MBG.

(d10)

 

Share:   

FOLLOW US ON FACEBOOK
FOLLOW US ON INSTAGRAM
FOLLOW US ON TIKTOK
@dailypost.id
ekakraf multimedia