Penentuan Awal Ramadan 2024 Berdasarkan Sains

Dailypost.id
Ramadan Kareem. (Ilustrasi/ist)

DAILYPOST.ID Jakarta- Kondisi hilal atau bulan sabit tipis menjadi penentu awal bulan Ramadhan 1445 Hijriah di Indonesia, yang diprediksi terjadi pada 10 Maret mendatang, namun, Kementerian Agama mencatat bahwa kemungkinan tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Pemerintah Indonesia, bersama Nahdlatul Ulama, menggunakan kriteria Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) sebagai pedoman untuk menentukan awal bulan hijriah, termasuk bulan Ramadhan. Kriteria tersebut meliputi ketinggian hilal minimal 3 derajat dan elongasi atau jarak sudut Bulan–Matahari minimal 6,4 derajat. Hilal dengan ketinggian dan elongasi di bawah angka tersebut tidak dianggap sebagai awal bulan hijriah baru.

https://wa.wizard.id/003a1b

Pengukuran kondisi hilal ini dilakukan melalui perhitungan astronomi jauh sebelumnya. Namun, Kementerian Agama melakukan verifikasi melalui pengamatan langsung di lapangan satu hari sebelum tanggal yang diduga kuat sebagai awal Ramadhan, dan mengesahkannya dalam sidang isbat.

Baca Juga:   Kunjungi Polsek Telaga, AW Thalib: Telaga Dalam Kondisi Kondusif

Namun, bagaimana kondisi hilal untuk awal Ramadhan 2024? Berdasarkan kajian BMKG yang berjudul ‘Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 10 dan 11 Maret 2024 Penentu Awal Bulan Ramadan 1445 H’, beberapa faktor menjadi penentu awal Ramadhan:

1. Ketinggian Hilal:

  • Pada 10 Maret, ketinggian hilal berkisar antara 0,33 derajat hingga 0,87 derajat di berbagai lokasi di Indonesia.
  • Pada 11 Maret, ketinggian hilal berkisar antara 10,75 derajat hingga 13,62 derajat di berbagai wilayah di Indonesia.

2. Elongasi:

  • Pada 10 Maret, elongasi hilal di Indonesia berkisar antara 1,64 derajat hingga 2,08 derajat.
  • Pada 11 Maret, elongasi hilal di Indonesia berkisar antara 13,24 derajat hingga 14,95 derajat.
Baca Juga:   Perbedaan 1 Ramadan, Nelson Minta Masyarakat Saling Menghargai

Meskipun demikian, kondisi hilal yang terpantau menunjukkan potensi perbedaan awal puasa antara kelompok agama, dan hal ini menjadi sorotan penting mengingat pentingnya penentuan awal bulan Ramadhan dalam praktik ibadah umat Islam. Harapannya, dengan pemantauan yang cermat, kepastian awal bulan Ramadhan dapat ditegakkan secara adil bagi seluruh umat Islam di Indonesia.

(d09)
Share:   

FOLLOW US ON FACEBOOK
FOLLOW US ON INSTAGRAM
FOLLOW US ON TIKTOK
@dailypost.id
ekakraf multimedia