Jakarta– Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, menegaskan tekadnya untuk mencapai kemenangan total atas Hamas di Gaza, menolak tawaran gencatan senjata terbaru yang diajukan oleh Hamas. Pada konferensi pers, Netanyahu menegaskan bahwa tidak ada pilihan lain bagi Israel selain untuk mengakhiri kekuasaan Hamas.
Hamas telah mengusulkan gencatan senjata selama empat setengah bulan di Gaza, yang melibatkan pembebasan semua sandera, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan perjanjian untuk menghentikan pertempuran. Tawaran ini merupakan tanggapan atas proposal sebelumnya dari AS dan Israel yang disampaikan melalui mediator Qatar dan Mesir.
Netanyahu melakukan pembicaraan dengan pemimpin Qatar dan Mesir setelah tiba kembali di Israel. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Blinken, bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah.
Serangan militer Israel dimulai setelah serangkaian insiden, termasuk serangan militan Hamas yang menewaskan warga Israel dan menyandera sejumlah orang pada Oktober lalu. Dampaknya sangat merugikan, dengan ribuan warga Palestina tewas dan terkubur di bawah reruntuhan.
Israel sebelumnya menegaskan bahwa mereka tidak akan mengakhiri perang atau menarik pasukan mereka dari Gaza hingga Hamas dihancurkan. Namun, Hamas mengusulkan pendekatan baru dengan menganggap penyelesaian konflik sebagai bagian dari perundingan masa depan, bukan syarat langsung untuk gencatan senjata.
Meskipun demikian, situasi masih tegang, dengan kedua belah pihak menegaskan posisi mereka masing-masing dalam konflik yang berlarut-larut ini.