Sejarah Panjang Konflik Israel-Palestina

Dailypost.id
Bendera Negara Palestina - Israel. (Foto: Istimewa)

DAILYPOST.ID  – Perang antara Israel dan Palestina terus berkecamuk, dengan perang terbaru yang pecah saat Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, dan Israel merespons dengan serangan udara. Perang Israel-Hamas kini telah memasuki hari ke-16 dan menjadi konflik paling mematikan di antara lima perang yang melibatkan Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai sedikitnya 4.651 orang, dengan 14.254 orang lainnya terluka. Selain itu, 93 warga Palestina tewas dalam kekerasan dan serangan Israel di wilayah Palestina lain, Tepi Barat. Di pihak Israel, dilaporkan bahwa sekitar 1.400 orang telah terbunuh, sebagian besar dalam serangan awal yang dilancarkan oleh Hamas. Selain itu, 203 orang diyakini ditangkap oleh Hamas selama serangan tersebut dan dibawa ke Gaza.

https://wa.wizard.id/003a1b

Namun, untuk lebih memahami konflik ini, penting untuk melihat sejarah panjangnya:

Awal Mula Konflik: Konflik ini telah berlangsung selama lebih dari 100 tahun, dimulai pada 2 November 1917. Pada tanggal tersebut, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour, menulis Surat Balfour kepada Lionel Walter Rothschild, seorang tokoh komunitas Yahudi Inggris. Surat ini mengikat pemerintah Inggris untuk mendirikan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Surat tersebut dikenal sebagai Deklarasi Balfour.

Baca Juga:   Jurnalis Gugur di Gaza Bertambah Lagi, Total 89 Orang

Ini menjadi pemicu bagi migrasi massal orang Yahudi ke Palestina yang mendapatkan perlawanan dari warga Palestina. Kekerasan terus meningkat, dan Pemberontakan Arab pada tahun 1936 hingga 1939 menjadi salah satu episode awal dari perlawanan tersebut.

PBB Turun: Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Resolusi 181, yang menyerukan pembagian Palestina menjadi negara-negara Arab dan Yahudi. Palestina menolak rencana ini karena mengakibatkan pemberian sebagian besar wilayah Palestina kepada negara Yahudi.

Nakba: Sebelum berakhirnya Mandat Inggris pada 14 Mei 1948, paramiliter Israel sudah memulai operasi militer yang menghancurkan kota-kota dan desa-desa Palestina untuk memperluas perbatasan Israel yang baru.

Baca Juga:   Pantas Berani Lawan Israel, Ternyata Begini Kekuatan Militer Iran!

Pada April 1948, desa Deir Yassin diserang, dan lebih dari 100 warga Palestina dibunuh. Hal ini menandai awal apa yang disebut sebagai Nakba, atau “bencana” dalam bahasa Arab. Diperkirakan 750.000 warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Pasca Nakba: Setidaknya 150.000 warga Palestina tetap tinggal di negara Israel yang baru dibentuk dan hidup di bawah pendudukan militer. Sementara itu, Mesir mengambil alih Jalur Gaza, dan Yordania memerintah Tepi Barat.

Perang 6 Hari: Pada 1967, Israel menduduki wilayah-wilayah Palestina yang tersisa, termasuk Jalur Gaza dan Tepi Barat selama Perang 6 Hari melawan koalisi tentara Arab.

Intifada dan Perjanjian Oslo: Intifada pertama dimulai pada 1987, dan perjuangan rakyat Palestina semakin mencuat. Intifada kedua dimulai pada 2000 setelah insiden di Masjid Al Aqsa. Intifada ini akhirnya berakhir dengan penandatanganan Perjanjian Oslo pada tahun 1993, yang membentuk Otoritas Palestina.

Perang Saudara dan Serangan Israel ke Gaza: Pada tahun 2007, pecah perang saudara antara Fatah dan Hamas. Israel telah melancarkan empat serangan militer berkepanjangan di Gaza pada tahun 2008, 2012, 2014, dan 2021, yang telah mengakibatkan ribuan kematian dan kerusakan besar.

Baca Juga:   Menghentikan Penderitaan Anak Gaza, Butuh Tentara dan Negara

Tanah Kanaan: Konflik ini juga melibatkan klaim historis atas Tanah Kanaan, sebuah wilayah dengan sejarah panjang yang mencakup Lebanon, Suriah, Yordania, dan Palestina. Tanah Kanaan adalah tempat bersejarah yang memiliki pengaruh kuat dalam sejarah dan agama.

Sejarah panjang konflik ini menggambarkan kompleksitas dan kedalaman sengketa antara Israel dan Palestina. Upaya penyelesaian konflik ini tetap menjadi tantangan besar di dunia geopolitik.

(Alia S)
Share:   

FOLLOW US ON FACEBOOK
FOLLOW US ON INSTAGRAM
FOLLOW US ON TIKTOK
@dailypost.id
ekakraf multimedia