DAILYPOST.ID – Perfeksionisme adalah sifat yang dapat memberikan keuntungan maupun kerugian. Di satu sisi, perfeksionis cenderung melaksanakan tugas dengan sangat baik dan berkualitas. Namun, di sisi lain, mereka sering merasa tidak puas jika hasil pekerjaan tidak mencapai standar yang telah ditentukan, bahkan meski orang lain berpendapat sebaliknya.
Namun, ketika perfeksionisme berubah menjadi sangat kompulsif, ini dapat menjadi tanda obsessive-compulsive disorder (OCD). OCD adalah gangguan yang ditandai dengan obsesi dan kompulsi yang berulang-ulang. Penderita OCD merasakan keinginan (obsesi) untuk melakukan perilaku tertentu (kompulsi), yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan tekanan yang signifikan.
Perfeksionis yang mengalami tanda-tanda OCD cenderung memiliki keinginan yang sangat kuat untuk melakukan segala sesuatu secara sempurna sesuai dengan kriteria mereka sendiri. Perbedaannya dengan perfeksionis yang normal, perfeksionis OCD bisa membuat penderitanya lelah secara fisik dan mental karena mereka selalu memastikan semua berjalan sesuai keinginan dan kriteria mereka.
Selain itu, perfeksionis OCD cenderung mengalami kecemasan yang lebih tinggi terkait dengan masalah “pemeriksaan”. Sebagai contoh, jika penderita merasa tidak yakin atau ragu apakah telah mengunci pintu atau mematikan kompor, mereka dapat kembali dan memeriksanya berulang kali untuk memastikan semuanya berada dalam keadaan yang benar.