, Jakarta– Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, membuat pernyataan yang menggemparkan dunia dengan menyatakan bahwa Amerika Serikat berisiko menjadi sasaran serangan nuklir, yang akan menciptakan tragedi sebanding dengan peristiwa 11 September 2001. Pernyataan ini disampaikan oleh Medvedev dalam unggahan di platform Telegram pada Minggu (10/9).
Dalam unggahan tersebut, mantan Presiden Rusia tersebut menyatakan bahwa publik tampaknya sudah terbiasa dengan perilaku arogan dan narsistik negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Medvedev mengkritik AS karena dilihatnya telah mengadopsi justifikasi apa pun yang dianggapnya perlu, bahkan jika itu dianggap tidak adil oleh dunia.
“Barat dapat memasok senjata kepada musuh kita dengan bebas, sedangkan teman-teman kita dihukum dengan ancaman balasan dari berbagai pihak,” tulis Medvedev dalam unggahannya.
Dengan nada tegas, Medvedev mengungkapkan keyakinannya bahwa AS akan menerima serangan teror dari Rusia yang mungkin melibatkan senjata nuklir atau biologis. Dia bahkan meramalkan bahwa situasinya bisa menjadi lebih buruk, dengan pemimpin negara-negara nuklir kehilangan kendali dan mengambil keputusan emosional untuk menggunakan senjata pemusnah massal.
Pernyataan kontroversial ini diunggah oleh penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko, di akun Twitternya. Gerashchenko mengkritik Medvedev atas penggunaan peringatan peristiwa serangan 9/11 untuk mengancam Barat dan mencatat ironisnya Medvedev masih menggunakan produk buatan Barat seperti iPhone.
Ini bukan kali pertama Medvedev mengeluarkan ancaman serangan nuklir dalam beberapa waktu belakangan. Bulan lalu, dia mengeluarkan pernyataan serupa yang menyebut AS dan negara-negara Barat lainnya semakin mendekat ke Perang Dunia III.
Ancaman-ancaman tersebut meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat, sementara dunia internasional terus memantau perkembangan situasi ini dengan cermat.
(Alia S)