Jakarta – Nilai tukar rupiah dibuka melemah di pasar spot pada Selasa pagi ini, berada di posisi Rp16.298 per dolar AS. Mata uang Garuda turun 16 poin atau 0,10 persen dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya.
Pelemahan rupiah sejalan dengan tren negatif yang juga dialami oleh beberapa mata uang Asia lainnya. Dolar Singapura turun 0,04 persen, won Korea Selatan turun 0,14 persen, baht Thailand melemah 0,04 persen, yuan China turun 0,04 persen, dan yen Jepang melemah 0,08 persen. Sementara itu, peso Filipina menguat 0,14 persen dan ringgit Malaysia naik tipis 0,02 persen.
Mata uang utama negara maju menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Euro Eropa naik 0,02 persen, franc Swiss turun 0,04 persen, dolar Australia melemah 0,17 persen, dan dolar Kanada turun 0,04 persen.
Ariston Tjendra, pengamat dari PT Sinarmas Futures, memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan terus dipengaruhi oleh data inflasi konsumen AS yang akan dirilis besok malam.
“Pelaku pasar mewaspadai kemungkinan kenaikan data inflasi melebihi ekspektasi, yang bisa memengaruhi sikap The Fed terkait pemangkasan suku bunga,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Untuk hari ini, Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp16.300-Rp16.350 per dolar AS.
Pergerakan nilai tukar rupiah ini menunjukkan dinamika pasar yang sensitif terhadap data ekonomi global, terutama dari AS. Kewaspadaan terhadap kebijakan The Fed dan data inflasi konsumen AS menjadi faktor kunci yang akan terus memengaruhi nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah
- Data Inflasi AS: Data inflasi konsumen AS yang akan dirilis menjadi perhatian utama pelaku pasar. Kenaikan inflasi yang melampaui ekspektasi dapat memperkuat dolar AS dan melemahkan rupiah.
- Kebijakan The Fed: Sikap The Fed yang masih ragu untuk memangkas suku bunga juga menjadi faktor penting. Kebijakan suku bunga The Fed memiliki dampak signifikan terhadap pergerakan nilai tukar mata uang, termasuk rupiah.
- Sentimen Pasar: Sentimen pasar global terhadap berbagai isu ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi global dan ketegangan geopolitik, juga mempengaruhi nilai tukar mata uang.
Outlook Rupiah ke Depan
Melihat dinamika pasar saat ini, pergerakan nilai tukar rupiah masih akan dipengaruhi oleh data ekonomi global dan kebijakan bank sentral. Para pelaku pasar perlu terus memonitor perkembangan terbaru untuk mengantisipasi pergerakan nilai tukar yang lebih baik.
(D09)