Jakarta — Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada posisi Rp15.535 per dolar AS pada Selasa (15/10). Kenaikan ini mencapai 30 poin atau sekitar 0,20 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Penguatan ini menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia di tengah variabilitas mata uang di kawasan Asia.
Di pasar Asia, pergerakan mata uang menunjukkan kondisi yang beragam. Won Korea Selatan sedikit melemah 0,01 persen, sementara peso Filipina dan ringgit Malaysia masing-masing menguat 0,02 persen. Baht Thailand juga mencatatkan penguatan sebesar 0,12 persen. Sementara itu, dolar Singapura naik 0,08 persen, yuan China mengalami pelemahan sebesar 0,32 persen, dan yen Jepang menguat 0,20 persen. Dolar Hong Kong justru terpantau minus 0,04 persen.
Pengamat pasar uang, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penguatan rupiah ini terjadi seiring dengan respons positif pasar domestik terhadap kemungkinan masuknya Sri Mulyani ke dalam kabinet Prabowo Subianto.
“Pasar melihat ini sebagai sinyal stabilitas, namun dolar AS yang masih kuat menahan apresiasi lebih lanjut,” ungkapnya.
Berdasarkan analisis tersebut, Lukman memproyeksikan pergerakan rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp15.500 hingga Rp15.650 per dolar AS. Proyeksi ini menggambarkan optimisme pasar terhadap kinerja mata uang Garuda di tengah tantangan global.
Dengan situasi yang bervariasi di pasar mata uang, perhatian akan tetap tertuju pada perkembangan politik domestik dan dampaknya terhadap stabilitas ekonomi. Penguatan nilai tukar ini, diharapkan, dapat berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia ke depan.
(D08)