Jakarta– Wakil Inspektur Jenderal (Wairjen) TNI, Mayjen TNI Alvis Anwar, menyerukan kepada prajurit TNI untuk menggunakan gawai atau smartphone secara bijak dan untuk tujuan-tujuan yang positif. Pernyataan ini merespons laporan bahwa sekitar 4.000 prajurit TNI diketahui terlibat dalam aktivitas judi online, yang salah satunya dipicu oleh kebiasaan bermain gawai di waktu luang.
“Ya, kita memberikan arahan kepada prajurit kita mengenai penggunaan ponsel agar digunakan untuk tujuan-tujuan positif,” ujar Alvis saat ditemui di Lapangan Prima, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (15/11/2024).
Alvis menjelaskan bahwa Mabes TNI hanya mampu memberikan arahan terkait penggunaan gawai, tanpa memiliki kapasitas untuk sepenuhnya membatasi penggunaannya. Ia mengakui bahwa kemajuan teknologi membuat akses terhadap berbagai aplikasi, termasuk yang mengarah pada judi online, menjadi sangat mudah.
“Harapannya, prajurit kita bijak dalam menggunakan media sosial dan peralatan elektronik, terutama ponsel,” ungkap Alvis.
Ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi TNI dalam membendung penyalahgunaan gawai di kalangan prajurit, mengingat besarnya jumlah personel dan masifnya penggunaan perangkat tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, Mabes TNI telah mengambil berbagai langkah preventif, seperti menerbitkan surat telegram, mengeluarkan surat edaran, hingga membuat tulisan edukatif di majalah internal TNI.
“Banyak hal yang kita lakukan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan alat ini, termasuk penyalahgunaan media,” jelas Alvis.
Sebelumnya, Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI Yusri Nuryanto, mengungkapkan bahwa ribuan prajurit TNI terlibat dalam judi online. Menurutnya, kebiasaan bermain gawai saat waktu luang menjadi salah satu faktor penyebab utama.
“Faktornya sederhana. Kita namanya TNI, dengan usia mereka ini, kesehariannya memegang HP, sehingga mudah untuk menggunakan HP untuk main judi online saat waktu luang,” ungkap Yusri di Kantor Bea Cukai, Jakarta Timur, Kamis (14/11/2024).
Namun, Yusri menegaskan bahwa fenomena ini tidak berkaitan dengan ketidaksejahteraan prajurit. Ia memastikan bahwa tingkat kesejahteraan prajurit saat ini sudah cukup baik.
“Kalau masalah kesejahteraan kita sudah Alhamdulillah, dalam arti untuk sekarang ini kesejahteraan prajurit sudah cukup baik,” tambahnya.
Pernyataan dari kedua petinggi TNI tersebut menyoroti pentingnya kesadaran digital di kalangan prajurit. Kemampuan menggunakan teknologi secara bijak dan positif menjadi tantangan di tengah kemajuan era digital, terutama dalam menjaga nama baik institusi serta meminimalkan potensi pelanggaran hukum.
Dengan berbagai langkah preventif yang dilakukan oleh Mabes TNI, diharapkan prajurit dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih bertanggung jawab demi menjaga integritas dan profesionalisme mereka sebagai bagian dari institusi negara.
(d10)