Gorontalo – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Gorontalo diprediksi akan menghadapi pertarungan sengit dalam alokasi kursi pada pemilihan umum Februari mendatang. Perubahan jumlah kursi di setiap daerah pemilihan (dapil) dan peningkatan jumlah calon anggota legislatif (caleg) menjadi pemicu utama persaingan yang ketat.
Kamis (16/01/2024), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Gorontalo menggelar kegiatan sosialisasi tahapan pemilu 2024. Komisioner KPU Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu, Hairudin Polontalo, S.Pd., M.Pd, mengungkapkan bahwa sebanyak 369 caleg dari 16 partai politik (parpol) akan bersaing dalam pemilihan bulan depan.
Menurut Hairudin, Kota Gorontalo memiliki 16 partai politik lokal dari total 18 partai politik nasional. Jumlah caleg yang terdaftar dalam Daftar Calon Tetap (DCT) mencapai 369 orang.
“Sosialisasi tahapan pemilu ini menjadi wadah untuk memahamkan masyarakat tentang dinamika persaingan dan regulasi pemilu,” ujar Hairudin.
Penambahan jumlah kursi menjadi sorotan utama dalam pemilihan kali ini. Hairudin menjelaskan bahwa peningkatan penduduk menjadi faktor utama penambahan kursi, dengan jumlah penduduk melebihi 200.000 jiwa. Tahun 2024, sebanyak 30 kursi akan diperebutkan oleh para calon.
“Sebelumnya, kami menetapkan 25 kursi dengan empat daerah pemilihan. Namun, setelah menetapkan ulang berdasarkan jumlah penduduk, kini jumlah kursi menjadi 30,” tutur Komisioner Hairudin.
Penataan dapil (daerah pemilihan) juga telah dilakukan, menghasilkan empat dapil baru di Kota Gorontalo. Dapil 1 (Kota Selatan, Hulonthalangi, dan Dumbo Raya) memiliki 8 kursi, Dapil 2 (Kota Barat dan Dungingi) dengan 8 kursi, Dapil 3 (Sipatana dan Kota Tengah) dengan 7 kursi, dan Dapil 4 (Kota Timur dan Kota Utara) juga dengan 7 kursi.
“Dengan penataan ini, Kota Gorontalo kini memiliki empat dapil dengan total 30 kursi. Perubahan signifikan terjadi pada Dapil 1, yang kini mencakup Kota Selatan, Hulonthalangi, dan Dumbo Raya dengan 8 kursi,” tambah Hairudin.
Pemilihan umum di Kota Gorontalo diprediksi akan menjadi ajang persaingan yang menarik, dengan dinamika baru dalam penataan dapil dan peningkatan jumlah kursi. Masyarakat diharapkan untuk aktif mengikuti perkembangan pemilu dan memilih calon yang dianggap paling representatif untuk mewakili aspirasi publik.
(Rizki Kakilo)
