Gorontalo – Baru-baru ini ramai diperbincangkan publik terkait dengan Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Eduart Wolok yang dinilai bangun dinasti keluarga di lingkungan kampus.
Hal tersebut terkuak, dengan pengangkatan tiga orang anggota keluarga menjadi pejabat kampus UNG yang telah dilantik oleh Eduart Wolok, Kamis (28/12/2023), bertempat di Hotel Dumhill Gorontalo.
Koordinator Gorontalo Corruption Watch (GCW), Deswerd Zougira mengatakan bahwa dirinya berjanji akan menyurati Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim untuk melakukan evaluasi terkait permasalahan tersebut.
“Ini tidak boleh dibiarkan, harus disampaikan ke pak menteri Nadiem Makarim,” ucapnya.
Deswerd menyebutkan soal Rektor UNG mengangkat tiga anggota keluarga dinilai cacat hukum dan terkesan tidak adil, karena tidak dilakukan proses pemilihan sebagaimana di atur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 82 Tahun 2017 Tentang Status Universitas Negeri Gorontalo.
Ia mengungkapkan ke tiga anggota keluarganya itu dimulai dengan menunjuk isteri tuanya, Ceci Karim sebagai Dekan Fakultas Kedokteran, pada pekan ketiga Desember 2023.
“Tidak hanya itu, Eduart juga mengangkat kakak iparnya, Wenny Dungga sebagai Dekan Fakultas Hukum. Padahal proses pemilihannya cacat hukum. Disebut cacat hukum karena proses pemilihan hanya diikuti sendiri oleh Wenny,” ungkap Deswerd, dilansir dari Kontras.id, Ahad, (31/12/2023).
Lebih lanjut, Deswerd menerangkan dengan beredarnya kabar bahwa Wenny Dungga yang nantinya akan ditunjuk sebagai dekan fakultas maka calon lain terpaksa memilih mundur untuk mengikuti pemilihan dekan.
“Sebelumnya memang akan ada penujukan calon pendamping dari pimpinan fakultas sebagai syarat agar pemilihan sah, tetapi tidak ada yang bersedia,” ujarnya.
Selain itu, Eduart Wolok juga mengangkat kakaknya, Tineke Wolok sebagai Kepala Badan Pengelola Usaha UNG. Biasanya jabatan tersebut diisi oleh pegawai administrasi bukan dosen.
Menurut Deswerd bahwa jabatan di UNG yang diberikan oleh Eduart Wolok adalah bentuk dari nepotisme.
“Adanya nepotisme ini dikarenakan rendahnya sistem kontrol di kampus, orang yang berada di sana pada diam dan tidak ada lagi yang peduli,” tandasnya.
Hingga berita ini dilansir belum ada keterangan dari pihak kampus, namun wartawan Dailypost.id akan mencoba untuk menghubungi pihak yang bersangkutan.