Bone Bolango – Faisal Karim Salah satu warga Desa Tupa, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango tidak menyangka postingan terkait kritik infrastruktur yang rusak menuai kontroversi yang justru ironisnya mendapat intimidasi dari suami dan anak-anak Kepala Desa (Kades) Tupa.
Dikonfirmasi pada, Jumat (3/5/2024) melalui via whatsapp ia menerangkan bahwa, usai postingan diunggah melalui akun facebook pribadinya ia dilaporkan ke pihak Polsek Bulango, tak hanya sampai di situ dirinya juga mendapat intimidasi, diserang secara verbal oleh suami dan anak-anak kades.
“Ini setelah saya upload saya malah kena fitnah,kena ancaman, diserang secara verbal. Saya tunggu di undang di kandes secara resmi untuk klarifikasi,malahan saya langsung dapat undangan dari Polsek,” tulisnya dalam chatting WhatsApp.
Dalam pesan WhatsApp grub karang taruna oleh suaminya yang mana menuliskan tunggu tanggal mainnya. Faisal yang baru terpilih sebagai anggota Badan Pengawas Desa (BPD) juga secara terang-terangan diminta untuk mundur dari BPD karena dinilai merusak nama baik desa.
“Kalau suka atau tidak silahkan mundur kawan, dari pada bekeng rusak nama Pemerintah Desa Tupa,” tulisnya.
Lanjut Faisal, anak-anak dari Kades Tupa dalam pernyataan mereka bahwa ia difitnah memberikan statement tuduhan kepada Kades menyalagunakan dana desa.
“Pernyataan dari anak-anak ibu Neni Polihito, dimana di situ saya difitnah bahwa saya sudah menuduh kepala desa sudah menyalahgunakan dana desa apa lagi sudah mau mengungkit-ungkit harta orang, mau dia punya mobil 10 saya tidak ada urusan sama hal itu,” terang Faisal.
Faisal juga menegaskan bahwa ia tidak menyerang personal Neni Polihito namun yang dikritisi kepemimpinannya sebagai kepala desa.
“Intinya saya sama sekali tidak ada masalah personal dengan ibu Neni Polihito, yang saya kritisi di sini kepala desa dalam hal ini pejabat publik tentang kinerjanya atau kebijakannya,” katanya.
Faisal juga memberikan alasan dirinya memposting di sosial media dikarenakan aspirasi tersebut sudah pernah disuarakan ke pemdes, Namun hingga sekarang ini belum ada tindak lanjut dari pemerintah terkait.
“Tujuannya tentu agar lebih banyak pemerintah,baik pemdes itu sendiri maupun pemerintah di atasnya yg mendengarkan dan lebih peka atau setidaknya tergerak agar kiranya perawatan fasilitas umum ini di prioritaskan dulu karena sifatnya urgent,” tandasnya.
Kritikan yang dilayangkan melalui sosial media terkait dengan perbaikan infrastruktur yang berada di Dusun Dua, Desa Tupa diantarnya, perbaikan jalan rabat, saluran air, dan lampu penerang jalan.