Gorontalo — Ibu Risnawati M. Upa merupakan salah satu nasabah BTPN Syariah di Gorontalo. Ia menjadi sosok yang menginspirasi setelah menjadi nasabah setahun terakhir, di mana usahanya semakin berkembang karena selalu menerapkan empat perilaku unggul, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS).
Bermula dari pembiayaan Rp3 juta, Ibu Risnawati percaya diri membangun usaha produksi kain karawo. Kini, usaha Ibu Risnawati semakin berkembang dan pembiayaan dari BTPN Syariah juga terus meningkat hingga Rp5 juta.
Dengan kerja keras dan ketekunan Ibu Risnawati, omzet yang dikantongi pun terus tumbuh. Semula, omzet Ibu sekitar Rp5 juta per bulan, namun kini meningkat menjadi Rp8 juta per bulan.
Bertumbuhnya sosok Ibu Risnawati tak lepas dari pendampingan yang diberikan oleh #bankirpemberdaya saat kumpulan.
“Saya mendapatkan manfaat dengan adanya kumpulan karena tidak merasa berjuang sendiri, tapi bersama-sama dan saling menginspirasi satu sama lain. Jadi, bukan hanya tahu cara mengelola keuangan agar dapat mengangsur tepat waktu, tapi juga mendapatkan pengetahuan dan pendampingan,” tutur Ibu Risnawati, Kamis (11/9/2024).
Suami Senang Istri Pintar Kelola Uang
Melihat perkembangan Ibu Risnawati dalam satu tahun terakhir membuat sang suami, Bapak Abdul Samad Antu mengaku bangga. Bukan hanya karena usahanya yang terus bertumbuh, melainkan juga karena kepribadian sang
istri yang semakin baik.
Tak hanya itu, ia merasa sang istri juga lebih pintar mengelola keuangan dan disiplin dalam mengatur rumah tangga. Menurutnya, ini semua tak lepas dari empat sikap unggul BDKS yang selalu diajarkan oleh petugas lapangan (Community Officer/CO) BTPN Syariah dalam kumpulan setiap dua minggu sekali.
“Saya bangga sekali memiliki istri yang pintar dan berdaya. Oleh karena itu, saya percaya bahwa istri juga akan menjaga keluarga lebih baik dan lebih pintar lagi,” jelas Bapak Abdul.
Ia pun mendukung penuh sang istri mengikuti kumpulan rutin BTPN Syariah setiap dua minggu sekali. Ia juga berharap lebih banyak ibu-ibu lain yang tumbuh, lebih berdaya, dan berdampak tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan juga keluarga dan masyarakat sekitar.
“Saya mendukung istri untuk kumpulan BTPN Syariah dan semoga suami-suami nasabah atau masyarakat inklusi lain juga mendukung sang istri, karena saya melihat sendiri manfaat dari kegiatan tersebut,” jelas Bapak Abdul.
Kumpulan merupakan wadah bagi BTPN Syariah mendampingi masyarakat inklusi dengan memberikan akses keuangan berupa layanan perbankan serta akses pengetahuan dengan berbagai program pelatihan dan pendampingan.
“Kumpulan juga membuat hubungan ibu-ibu nasabah lebih solid dan kekeluargaan, sehingga saling mendukung satu sama lain dalam membangun usaha dan menggapai impian,” ungkap Kepala Pembiayaan Area Gorontalo BTPN Syariah, Rosmini.
Kehadiran nasabah dalam kumpulan menjadi sangat penting untuk memastikan nasabah mendapatkan proses pelatihan dan pendampingan dengan optimal serta manfaat berjenjang untuk mewujudkan hidup yang lebih berarti.
Corporate & Marketing Communication Head, Ainul Yaqin mengatakan BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi. Di sini, BTPN Syariah memberikan akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat dan adaptif, dan juga akses pengetahuan dengan memberikan program pemberdayaan yang berguna untuk mengembangkan usaha dan mencapai kehidupan yang lebih berarti.
“Bahwa yang terpenting dalam proses bisnis BTPN Syariah adalah membangun perilaku unggul nasabah segmen ultra mikro, yaitu BDKS; Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu atau Solidaritas. Solidaritas tersebut akan terbangun menjadi daya tahan yang baik untuk menghadapi apapun kondisi komunitas secara bersama-sama. Dan semangat tentunya semakin tajam dengan meningkatnya kehadiran nasabah di kumpulan. Dengan demikian, hadir di kumpulan adalah sebuah keharusan untuk mendapatkan semua akses yang diberikan oleh BTPN Syariah,” jelas Ainul.
Sebagai informasi, hingga semester I 2024, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp7,78 miliar kepada lebih dari 6.000 nasabah di Gorontalo.
(**)