Pilkada 2024 Bone Bolango: Petahana vs Penantang

Ilustrasi Pilkada (Foto:istimewa)
Oleh: Rey Damiti

DAILYPOST.ID Bone Bolango – “Jangan menghitung ayam sebelum menetas,” pepatah ini sekiranya bisa menjadi pengingat paling setia dalam perhelatan politik.

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun ini hanya memiliki selang 287 hari setelah pemilihan legislatif dan presiden. Sehingganya merupakan ruang waktu yang sempit dan terbatas bagi para calon kepala daerah dalam memperoleh simpati masyarakat, konstituennya dan elektoral.

https://wa.wizard.id/003a1b

Di Bone Bolango ada dua kandidat yang akan berhadap-hadapan dalam Pilkada yakni Petahana Vs Penantang, saat ini belum ada yang diuntungkan kecuali kita menaruh patokan-patokan yang dapat memagari kita dalam berpendapat untuk menghasilkan sebuah analisis kekuatan figur, branding, dan parpol pengusung, sederhananya kita sebut saja hal yang sering kita dengar yakni:

Baca Juga:   Tahapan Pilkada Berjalan, 5 Anggota KPU Kota Gorontalo Resmi Dilantik

1. Personal Branding
Proses membentuk persepsi positif masyarakat akan diri seseorang. Biasanya sebagian besar masyarakat akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan. Bagaimana kepribadiannya? Seperti apa kemampuannya? Apa Prestasinya? Dan lain lain.

2.Branding Politik
meliputi perasaan atau citra yang dimiliki publik terhadap Politisi dan Organisasi Politik. sebagai contoh misalnya dua pasang kaos satu kaos tidak bermerek sedangkan kaos yang satu bermerek GreenLight dari dua pilihan tersebut mana yg akan dipilih? biasanya mayoritas akan memilih yang bermerek entah pernah melihat iklan di sosial media, melihat tokoh kesukaanya memakai kaos tersebut, atau beranggapan kualitasnya yang bagus. Tentu bukan perkara mudah, diperlukan biaya dan sumber daya sehingga brand ini dikenal masyarakat.

Baca Juga:   KPU Kabupaten Gorontalo Mulai Proses Penyortiran dan Pelipatan Surat Suara Pilkada 2024

3.Marketing Politik
Sebuah konsep yang menawarkan bagaimana Parpol atau seorang kandidat mampu membuat program yang berhubungan dengan permasalahan aktual. Kita analogikan bahwa masyarakat adalah pembeli maka sesama pembeli tentu tidak saling berbenturan atau sikut menyikut atau saling serang menyerang. Seharusnya pembeli tinggal membeli produk kepada si penjual yang saling beradu produk (Visi misi, ide, gagasan). Semakin paham si pembeli terhadap produk yang disuguhkan maka semakin kuat keyakinannya untuk membeli, apalagi jika ditambah teknik menjual yang pandai melakukan “Demostrasi” maka semakin kuatlah keyakinan si pembeli.

Pada akhirnya 212 hari tersisa kita dapat menilai sejauh mana langkah Petahana dan Penantang dalam kontestasi November mendatang? Harus benar-benar Objektif untuk membenturkan diri kita sebagai calon, sebagai Parpol, sebagai tim sukses, dengan tiga hal diatas tanpa terpengaruh dengan bujuk rayu dan bisikan bisikan yang justru membuat kita kehilangan arah.

(Jefri Potabuga)
Share:   

FOLLOW US ON FACEBOOK
FOLLOW US ON INSTAGRAM
FOLLOW US ON TIKTOK
@dailypost.id
ekakraf multimedia