Transaksi Mata Uang Lokal Meningkat, Indonesia Makin Tinggalkan Dolar AS

Dailypost.id
The Bank Indonesia headquarters in Jakarta, Indonesia, on Thursday, Nov. 23, 2023. Indonesia’s central bank is expected to keep its benchmark interest rate steady, while staying on guard against external volatility that could reverse the rupiah’s recent gains. Photographer: Rosa Panggabean/Bloomberg

DAILYPOST.ID Jakarta – Transaksi menggunakan mata uang lokal tanpa dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, menyatakan bahwa transaksi local currency transaction (LCT) antara Indonesia dan China, meskipun negara tersebut sedang mengalami tekanan ekonomi, terus meningkat.

“Trennya terus mengalami peningkatan, bahkan China yang beberapa saat kemarin agak meredup karena ekonomi mereka yang masih struggling, per 2 bulan terakhir terus mengalami peningkatan,” ungkap Destry dalam konferensi pers di kantor pusat BI, Jakarta Pusat, Rabu (17/07).

https://wa.wizard.id/003a1b

Pada Juni 2024, transaksi LCT tercatat sebesar US$ 887,43 juta atau sekitar Rp 14,19 triliun dengan kurs Rp 16.000. Jumlah ini mengalami peningkatan 80,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. “Transaksi LCT Juni 2024 tercatat sebesar US$ 887,43 juta. Ini naik 80,6% yoy dibandingkan tahun sebelumnya,” tambah Destry.

Baca Juga:   Rupiah Melemah, Tembus 15.803 per USD

Secara kumulatif, implementasi LCT dari Januari hingga Juni 2024 mencapai US$ 4,7 miliar atau sekitar Rp 75,20 triliun, meningkat 45,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang baru mencapai US$ 3,22 miliar.

“Kumulatif dari Januari sampai Juni itu US$ 4,7 miliar. Dan ini naik sebesar 45,7% dibanding periode yang sama tahun lalu,” ujarnya.

Jumlah pelaku LCT tercatat sebanyak 4.379, dan belum mengalami perubahan yang signifikan. Destry juga menyebutkan bahwa China merupakan mitra terbesar Indonesia dalam LCT, yang menyumbang 42,9% dari total transaksi.

Baca Juga:   Wabup Ellya Buka Diseminasi Penelitian Akseptasi QRIS Labuhanbatu Raya

“Jumlah pelaku tidak banyak berubah, masih sekitar 4.379 pelaku, dan yang menarik di sini bahwa Tiongkok ini cepat sekali pertumbuhannya, di mana untuk Juni mereka transaksinya mencapai 42,9% dari total transaksi LCT kita,” imbuhnya.

Menurut Destry, implementasi LCT sangat diperlukan untuk memperdalam pasar keuangan Indonesia yang mulai menunjukkan dampak positif. LCT juga memberikan manfaat signifikan terhadap perdagangan dan investasi di Indonesia.

“Implementasi LCT dibutuhkan untuk memperdalam pasar keuangan yang mulai menunjukkan dampak positif. LCT juga memberi benefit terhadap perdagangan hingga investasi Indonesia,” tutupnya.

Share:   

FOLLOW US ON FACEBOOK
FOLLOW US ON INSTAGRAM
FOLLOW US ON TIKTOK
@dailypost.id
ekakraf multimedia