DAILYPOST.ID– Apakah Anda pengguna Telkomsel? Jika ya, maka anda, dan 160 juta lebih pelanggan lainnya, secara tidak langsung telah menggunakan produk Israel.
Gerakan boikot produk-produk buatan Israel terus menguat di berbagai negara sebagai bentuk protes terhadap tindakan Israel dalam konflik dengan Palestina. Namun, satu pertanyaan penting muncul: Apakah Indonesia benar-benar mampu memboikot seluruh produk buatan Israel?
Gerakan ini telah menarik perhatian masyarakat global, dan sejumlah produk Israel yang diboyong dalam gerakan ini ternyata tak asing bagi masyarakat Indonesia. Sebagian besar orang mungkin pernah menggunakan produk-produk tersebut dalam aktivitas keseharian mereka.
Salah satu contoh mengejutkan adalah Telkomsel, salah satu operator seluler terbesar di Indonesia. Telkomsel telah menggunakan produk digital buatan Amdocs, sebuah perusahaan teknologi asal Israel, sejak tahun 2002. Amdocs, yang didirikan di Israel, saat ini menjadi pemimpin dalam peringkat vendor e-SIM menurut Counterpoint Research.
Perusahaan IT raksasa Amdocs, yang berkantor pusat di Isle of Guernsey, memiliki anak perusahaan di berbagai negara, termasuk Amdocs Limited di Israel. Mereka menyediakan sistem perangkat lunak dan layanan dukungan end-to-end bagi penyedia telekomunikasi, termasuk Telkomsel.
Namun, penggunaan produk Israel oleh Telkomsel telah memicu perdebatan di Indonesia. Pada 2010, Amdocs memenangkan tender pengadaan sistem penagihan Telkomsel senilai Rp 1,2 triliun, meskipun mendapat penolakan dari beberapa pihak. Selanjutnya, Amdocs juga mengincar tender proyek Customer Relationship Management (CRM) Telkomsel senilai 200 juta dollar AS atau setara Rp 1,8 triliun pada 2011.
Mengingat peran Telkomsel sebagai salah satu operator seluler terbesar di Indonesia dengan lebih dari 160 juta pelanggan, pengguna Telkomsel secara tidak langsung telah menggunakan produk Israel. Hal ini memunculkan pertanyaan apakah boikot produk Israel adalah langkah yang realistis dalam konteks globalisasi teknologi.
Dalam hal ini, Gerakan boikot produk Israel adalah salah satu cara untuk mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina. Gerakan ini melibatkan penolakan terhadap produk-produk Israel, divestasi dari perusahaan yang berinvestasi di Israel, dan sanksi ekonomi terhadap Israel. Meskipun gerakan ini mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan di seluruh dunia, dampaknya pada perekonomian Israel masih menjadi perdebatan.
Sementara gerakan ini terus berkembang, ada pertanyaan serius tentang apakah Indonesia, dengan sejumlah perusahaan besar yang menggunakan produk Israel dalam layanan mereka, dapat benar-benar memboikot seluruh produk buatan Israel. Kedepannya, mungkin akan ada lebih banyak diskusi mengenai dampak dan efektivitas dari gerakan boikot ini dalam menekan Israel dalam konflik dengan Palestina.
Dalam konteks pasar e-SIM global yang semakin berkembang, Telkomsel juga diperkirakan akan mengadopsi teknologi e-SIM untuk tetap bersaing di industri telekomunikasi Indonesia. Saat ini, sektor e-SIM di Indonesia tengah berkembang pesat, dengan beberapa operator seluler telah mengadopsi teknologi e-SIM.
Seiring dengan perkembangan selanjutnya, akan menjadi penting untuk melihat apakah gerakan boikot produk Israel akan mempengaruhi keputusan dan strategi perusahaan di Indonesia yang menggunakan produk Israel, seperti Telkomsel.
(*Vta P)