Gorontalo– Kerukunan Keluarga Jaton Indonesia (KKJI) menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Provinsi Gorontalo atas suksesnya penyelenggaraan Festival Ketupat 2025 di Kampung Jawa Gorontalo. Acara yang digelar sejak 7 hingga 9 April ini dinilai sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap pelestarian seni dan budaya, khususnya warisan budaya Jawa Tondano (Jaton).
“Atas nama pengurus KKJI Korwil Gorontalo dan seluruh patuari Jaton di Gorontalo, kami menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Gorontalo, khususnya kepada Bapak Gubernur, yang telah melaksanakan Festival Ketupat dengan seluruh rangkaian acaranya,” ujar Chamdi Mayang, Ketua KKJI Korwil Gorontalo, Selasa (8/4/2025).
Pesta Budaya di Dua Desa
Festival Ketupat berlangsung meriah di dua titik: Desa Reksonegoro, Kecamatan Tibawa, dan Desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. Rangkaian acara dimulai dari halalbihalal Ba’do Ketupat, sebuah tradisi silaturahmi usai Hari Raya Idulfitri, yang sarat makna kebersamaan dan kekeluargaan dalam budaya Jaton.
Tak hanya itu, festival juga menampilkan lomba-lomba dan pertunjukan budaya khas seperti Karapan Roda Sapi, Kuda Gerobak, dan Kontes Ternak yang menyedot perhatian warga lokal dan pengunjung dari luar daerah.
Penutupan acara dijadwalkan berlangsung sore ini oleh Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie.
Mendekatkan Budaya, Menguatkan Silaturahmi
Menurut Chamdi, perhatian Pemprov Gorontalo terhadap budaya Jaton tidak hanya memperkuat eksistensi nilai-nilai leluhur, tetapi juga menjadi perekat antarwarga lintas etnis dan daerah.
“Semoga perhatian dan dukungan Pemprov terhadap seni budaya Jaton ini akan semakin mempererat tali silaturahmi antar sesama nekita Jaton, bahkan antar seluruh masyarakat se-Provinsi Gorontalo. Lebih khusus, silaturahim yang lebih maca’ (erat dan akrab) dengan Pemprov Gorontalo,” ungkapnya penuh harap.
Budaya Jadi Jembatan Harmoni
Festival ini menjadi contoh bagaimana budaya bisa menjadi jembatan harmonisasi sosial. Dalam suasana Lebaran, nilai gotong royong dan toleransi kultural kembali dirayakan dalam kemasan modern namun tetap sarat tradisi.
Bagi warga Jaton, Festival Ketupat bukan sekadar perayaan—tetapi penegasan identitas dan jejak sejarah yang terus hidup dalam denyut masyarakat Gorontalo.
(d10)