sa shop gorontalo

Gerhana Matahari Total pada 8 April 2024, Ilmuwan Perkirakan Potensi Ledakan Besar

Dailypost.id
Gerhana Matahari Total (Foto: Istimewa)

DAILYPOST.ID Jakarta — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa pada tanggal 8 April 2024 akan terjadi Gerhana Matahari Total (GMT), fenomena alam langka yang menjadi sorotan dunia. Ini akan menjadi gerhana kedua dalam waktu singkat setelah Gerhana Bulan Penumbra (GBP) pada 25 Maret sebelumnya.

Namun, sayangnya, warga Indonesia tidak dapat menyaksikan langsung momen spektakuler ini. Gerhana Matahari Total hanya akan dapat disaksikan oleh warga Amerika Utara, Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.

https://wa.wizard.id/003a1b

Gerhana Matahari Total (GMT) akan menampilkan seluruh permukaan matahari tertutup oleh bulan, menciptakan kegelapan total pada wilayah yang dilalui jalur totalitasnya.

Baca Juga:   Gerhana Matahari Hibrida, Fenomena Langka yang Akan Terjadi pada 20 April 2023

Menurut Almanak BMKG, GMT akan terjadi dalam beberapa jam. Kota yang dilalui oleh jalur GMT dengan durasi totalitas terpanjang akan mengalami penampakan selama 4 menit 26 detik.

Para ilmuwan juga memperingatkan adanya potensi ledakan besar selama gerhana tersebut. Prediksi mereka menunjukkan kemungkinan terbentuknya “cincin” unik akibat letusan yang dipancarkan oleh Matahari.

Selain menjadi fenomena alam yang menakjubkan, Gerhana Matahari Total juga memiliki dampak signifikan terhadap penetapan awal bulan Syawal dalam kalender Islam, yang menandai akhir bulan Ramadan dan awal bulan baru. Thomas Djamaluddin, seorang ahli astronomi, menjelaskan bahwa puncak gerhana matahari total pada 8 April 2024 bersesuaian dengan bulan baru penanda awal Syawal 1445 H, yang jatuh pada dini hari 9 April 2024.

Baca Juga:   Fenomena Langka: Ledakan Bintang Nova Akan Terjadi dalam Beberapa Bulan ke Depan

Momen gerhana matahari total ini akan memengaruhi penetapan awal bulan Syawal dan menentukan awal perayaan Idul Fitri. Thomas menambahkan bahwa bulan baru astronomis, yang disebut konjungsi geosentrik ijtimak, akan terjadi pada dini hari pukul 01:36 WIB.

“Karenanya pada saat Maghrib 9 April di Indonesia, posisi bulan sudah cukup jauh meninggalkan Matahari, sekitar 8 derajat. Secara hisab atau perhitungan dan rukyat atau pengamatan, posisi bulan sudah meyakinkan masuk awalnya Syawal atau Idulfitri pada 10 April 2024,” ujar Thomas pada 22 Maret.

(Winanda)
Share:   

FOLLOW US ON FACEBOOK
FOLLOW US ON INSTAGRAM
FOLLOW US ON TIKTOK
@dailypost.id
ekakraf multimedia