sa shop gorontalo

“Indonesia Gelap” Membutuhkan Cahaya Islam

DAILYPOST.ID Opini– Baru-baru ini tagar #IndonesiaGelap menjadi trending topik di media sosial sejak Senin (17-2-2025). Hingga Selasa (18-2-2025), tagar tersebut masih menempati posisi pertama dengan jumlah posting mencapai lebih dari 668.000 cuitan. Trending ini mencerminkan keresahan publik terhadap kebijakan pemerintah saat ini yang merugikan rakyat dan mengancam masa depan generasi muda.

Tagar tersebut makin menggema seiring dengan aksi para mahasiswa di berbagai daerah. Aksi ini menuntut pemerintah melakukan perbaikan dan perubahan kebijakan mulai dari mengevaluasi program makan bergizi gratis, pembatalan efisiensi, dan pengambilan kebijakan yang harus dilakukan berbasis riset. Para akademisi mengatakan krisis kepercayaan kepada pemerintah bisa lebih besar apabila tidak ada perubahan dalam kebijakan pemerintah dalam waktu dekat.

https://wa.wizard.id/003a1b

Dikutip dari MNews, Cendekiawan muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menyatakan, diksi “Indonesia Gelap” yang digaungkan dalam aksi massa mahasiswa cukup tepat menggambarkan kondisi negeri ini yang ruwet dan seolah tidak ada jalan keluar.

“Berbagai keruwetan tersebut antara lain, kebijakan efisiensi anggaran, korupsi, penanganan kasus pagar laut yang hanya mengarah ke tingkat kepala desa, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dipertanyakan kelayakan prioritasnya, dan berbagai persoalan,” bebernya dalam Fokus: “Indonesia Gelap”, Ahad (23-2-2025), di UIY Channel.

Apalagi, imbuhnya, penguasa dan pejabat negara menunjukkan sikap yang tidak bijak saat mendapat kritik dari masyarakat dengan pernyataan-pernyataan yang justru menambah kekesalan rakyat sehingga muncul respons masyarakat dengan diksi “Indonesia Gelap” tersebut. “Untuk itu, diperlukan kepemimpinan yang paham prioritas dapat bersikap bijaksana,” ujarnya.

Baca Juga:   Judi Online Makin Eksis, Hanya Tuntas Dengan Islam

Harapan Semu

Aksi demo Indonesia Gelap yang dimotori oleh kalangan mahasiswa di berbagai daerah memberikan beberapa tuntutan kepada pemerintah. Sayangnya tuntutan yang ditawarkan sejatinya tidak menyelesaikan masalah hingga ke akarnya bahkan ada yang menawarkan untuk kembali pada demokrasi kerakyatan. Padahal penerapan sistem demokrasilah yang menjadi akar permasalahannya, sehingga khawatir nasib rakyat Indonesia di masa mendatang menjadi nyata akan Indonesia yang semakin gelap.

Indonesia gelap tidak hanya dilihat dari persoalan cabang, tetapi dari akarnya yakni bukan sekedar dampak dari kebijakan yang salah, tetapi dampak dari penerapan sistem yang salah sebagai dasar negara yakni kapitalisme sekuler (memisahkan agama dari kehidupan).

Sistem ini menjadi dasar dalam mengatur kehidupan. Sehingga, lahir sistem pemerintahan demokrasi, dengan asas bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat. Artinya, rakyatlah yang memiliki otoritas penuh membuat hukum, kemudian diwakilkan oleh perwakilan yang terpilih dan menang dalam pemilu.

Maka, dapat dipastikan hukum yang dibuat tidak terlepas dari kepentingan politik, ekonomi dan kekuasaan dari segelintir pihak khususnya para elite politik dan pemilik modal yang memiliki pengaruh besar dalam menentukan kebijakan dan legislasi. Akibatnya, banyak UU dan kebijakan yang berpihak pada kepentingan pemilik modal dibandingkan kebutuhan dan kesejahteraan rakyat.

Baca Juga:   Bulan Ramadhan 1441 H : Momentum Muhasabah di Tengah Musibah

Cahaya Islam

Persoalan yang semakin banyak akhir-akhir ini menjadikan kondisi Indonesia semakin gelap. Krisis ekonomi, degradasi moral, ketidakadilan sosial, kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat, meningkatnya kejahatan atau tindakan kriminal dan masih banyak lagi masalah-masalah lainnya yang dirasakan oleh rakyat.

Mahasiswa sudah seharusnya melek politik dan kritis namun juga harus bisa memberikan solusi yang benar yakni hanyalah solusi dari Islam semata. Mahasiswa juga selayaknya turut andil menjadi agen perubahan untuk mengemban risalah Islam dengan mengoreksi penguasa atas spirit amar makruf nahi mungkar dan menyuarakan solusi Islam karena hanya dengan penerapan sistem Islam meniscayakan masa depan masyarakat gemilang bukan gelap atau suram.

Dalam sistem politik Islam atau Khilafah Islamiah meletakkan kedaulatan hanya di tangan syarak atau Allah Taala. Syariat Islam adalah sumber dari pembuatan undang-undang. Pemerintah yang mengadopsi hukum syarak dalam berbagai kebijakannya, bertanggung jawab menyampaikan argumentasi syar’i. Sedangkan rakyat akan diberikan peluang untuk mengoreksi dengan standar yang sama, yakni syariat.

Baca Juga:   Ironi Gas Subsidi di Negeri Kaya Sumber Energi

Ketika sebuah negara mengadopsi sistem Islam maka kegemilangan dan kesejahteraan rakyat akan terwujud. Bukan sekedar angan-angan kosong. Hal tersebut pernah terwujud dalam sejarah peradaban dunia, ketika Islam memimpin dunia dibawah payung Khilafah Islamiyah selama kurang lebih 1400 tahun lamanya meliputi 2/3 wilayah dunia. Kegemilangan peradaban Islam ini menunjukkan betapa Islam mampu tampil sebagai adidaya dunia dengan sistemnya yang menyejahterakan manusia.

Untuk itu, pemuda seharusnya bergabung bersama kelompok dakwah ideologis agar dapat mengawal perubahan sesuai contoh Rasulullah Saw. Maka, sudah saatnya kegelapan ini diakhiri dengan membawa cahaya Islam (syariat-Nya) yang akan mampu menerangi negeri ini bahkan ke seluruh penjuru alam.

Bukankah Allah telah berfirman dalam QS Ibrahim: 1, “Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu ‎supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya ‎terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan ‎Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”.

(Penulis: Hanifah Rasyida)

Share:   

FOLLOW US ON FACEBOOK
FOLLOW US ON INSTAGRAM
FOLLOW US ON TIKTOK
@dailypost.id
ekakraf multimedia