Bolsel- Pihak keluarga dari Herman Maliki, pemilik Kebun Cengkeh di Lokasi Perkebunan Datahu, Desa Tonala, Kecamatan Posigadan, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), mendesak pihak kepolisian untuk menindaklanjuti laporan dugaan pencurian di kebun cengkeh miliknya.
Sebelumnya, Herman Maliki menyampaikan keberatannya terhadap dugaan pencurian di kebunnya yang dilakukan oleh sejumlah individu. Menurut Herman, kebun tersebut memiliki 63 pohon cengkeh yang dibeli dari Salim W. Gobel pada tahun 1984.
Pada tahun 2022, Herman telah mengajukan keberatan dan melakukan pengaduan atas tindakan tersebut kepada pihak Kepolisian. Namun ia merasa kecewa karena laporan tersebut belum mendapat tindak lanjut. Sehingga pada Desember 2023, Herman kembali melaporkan peristiwa serupa, karena anak dari Abdul Gani Lamasi terus melakukan panen di kebun cengkeh tanpa persetujuannya.
“Kami mendesak pihak kepolisian untuk memproses kasus ini, agar pelaku ditahan dan diproses secara hukum. Sudah dari 2022 kami melaporkan kasus ini, belum ada tindak lanjut, kemudian di Desember 2023 kami melaporkan lagi karena pelaku belum juga jera karena mungkin belum ada efek jera dari pihak kepolisian,” ungkap Samsia Maliki, anak dari pemilik kebun Herman Maliki kepada media ini, Senin (19/02/2024).
“Jujur kami merasa sangat dirugikan selama bertahun-tahun, tapi apa yang kami dapat? kami belum dapat kejelasan maupun keadilan. Kasihan karena kasus ini orang tua saya jadi sakit-sakitan. meskipun sering keluar masuk rumah sakit, beliau tetap berupaya menghadiri proses BAP yang dilakukan polisi, bahkan sampai tengah malam hanya untuk mendapat keadilan. Makanya saya berharap polisi bisa segera memproses kasus ini agar para pelaku tidak semena-mena dengan milik orang lain,” sambungnya.
Keluarga Herman berharap agar pencurian di kebun cengkeh miliknya dapat segera diatasi dan meminta dukungan hukum dari pihak kepolisian.
Media berupaya mengonfirmasi ke pihak kepolisian setempat untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut, namun Kanit Reskrim Polres Bolsel yang menangani kasus ini belum bersedia ditemui wartawan.
(Anton)