Gorontalo — Provinsi Gorontalo telah menyepakati Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2025 dalam Rapat Paripurna ke-158 yang digelar pada Senin (2/9/2024). Rapat ini menandai berakhirnya proses pembahasan APBD yang telah dimulai sejak 15 Juli 2024, dengan finalisasi pada 1 September. Meski dihadapkan pada tantangan keterbatasan fiskal, Pemerintah Provinsi Gorontalo tetap berkomitmen menjalankan program-program prioritas yang telah ditetapkan.
Sekretaris Dewan Provinsi Gorontalo, Sudarman Samad, mengungkapkan bahwa RAPBD 2025 telah menyepakati postur anggaran yang terdiri dari pendapatan daerah sebesar Rp1,604 triliun dan belanja daerah sebesar Rp1,642 triliun. Meskipun terdapat defisit, hal ini akan ditutupi melalui pembiayaan daerah dengan penerimaan pembiayaan sebesar Rp60 miliar dan pengeluaran pembiayaan Rp21,935 miliar, sehingga menghasilkan pembiayaan netto sebesar Rp38,064 miliar.
Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai Rp403,362 miliar menjadi salah satu komponen penting dalam RAPBD 2025, dengan kontribusi terbesar masih berasal dari pendapatan transfer yang mencapai Rp1,201 triliun. Selain itu, belanja daerah diarahkan untuk belanja operasi sebesar Rp1,404 triliun dan belanja modal sebesar Rp73,506 miliar, yang akan difokuskan untuk mendukung berbagai program pembangunan.
Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, menyampaikan bahwa Provinsi Gorontalo dihadapkan pada tantangan keterbatasan fiskal yang signifikan, terutama dengan beban pendanaan untuk gaji dan tunjangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang mencapai lebih dari 1.315 orang. Beban ini diperkirakan akan menggerus kapasitas fiskal pemerintah, namun hal tersebut tidak akan mengurangi komitmen pemerintah dalam mendukung program-program prioritas nasional.
“Kami menyadari bahwa ada keterbatasan kapasitas fiskal yang akan memengaruhi ruang gerak kita, namun kami tetap berkomitmen untuk mendukung program-program prioritas nasional seperti pengendalian inflasi, penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan stunting, peningkatan investasi, serta pembangunan infrastruktur pelayanan publik,” ujar Rudy.
Salah satu fokus utama pemerintah provinsi adalah memastikan bahwa setiap program yang direncanakan mampu menjawab tantangan yang ada, terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan infrastruktur. Dengan alokasi belanja modal yang signifikan, pemerintah provinsi berupaya untuk mengoptimalkan pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Lebih jauh, Rudy juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam menjalankan program prioritas nasional. Keterbatasan fiskal di tingkat daerah tidak boleh menjadi penghalang dalam mencapai target-target pembangunan yang telah ditetapkan, terutama yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai bagian dari strategi menghadapi tantangan fiskal, Pemprov Gorontalo diharapkan dapat terus meningkatkan efisiensi pengelolaan anggaran serta mencari sumber-sumber pendapatan baru yang berkelanjutan. Dengan demikian, program-program prioritas yang telah direncanakan dapat terealisasi dengan optimal, meskipun di tengah keterbatasan anggaran.
Dalam menghadapi tahun anggaran 2025, pemerintah provinsi bersama DPRD harus terus menjaga komitmen untuk transparan dan akuntabel dalam pengelolaan APBD. Dengan kerja sama yang baik antara semua pihak, Provinsi Gorontalo dapat terus maju dan menghadapi tantangan pembangunan dengan lebih optimis, demi kesejahteraan seluruh masyarakat.