Jakartab– Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko, mengungkapkan bahwa Indonesia akan mengadopsi pendekatan baru dalam upaya mengentaskan kemiskinan. Pendekatan ini akan lebih berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan pembangunan ekonomi rakyat, dengan mengambil inspirasi dari kesuksesan China.
“Kalau di Brasil, pengentasan kemiskinan kuat pada perlindungan sosial, seperti bantuan langsung tunai (BLT). Sementara di China, pengentasan kemiskinan lebih menitikberatkan pada pemberdayaan dan pembangunan ekonomi rakyat,” ujar Budiman dalam jumpa pers, Jumat (6/12/2024).
Budiman memastikan bahwa bantuan sosial (bansos) akan tetap ada, terutama bagi kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), dan lansia. Namun, pemerintah kini akan mulai mengarahkan fokus pada program-program pemberdayaan untuk mendorong masyarakat miskin ekstrem agar dapat meningkatkan taraf hidupnya menjadi kelas menengah, wirausahawan, atau pekerja produktif.
“Bansos tentu masih ada, tetapi kita akan mulai banyak mengarahkan pada pendekatan pemberdayaan dan pembangunan. Bansos lebih difokuskan pada mereka yang sangat tidak mampu,” jelas Budiman.
Pemerintah merancang total 154 program pengentasan kemiskinan yang akan dijalankan oleh 27 kementerian/lembaga. Untuk memastikan efektivitas, pemerintah sedang mempersiapkan integrasi data tunggal melalui Badan Pusat Statistik (BPS). Data ini akan menjadi acuan bersama, sehingga mengurangi tumpang-tindih dalam penyaluran program.
“Baik di China maupun Brasil, mereka sukses karena memiliki metode yang sama, yaitu data terintegrasi dan kepemimpinan yang kuat di tingkat pusat. Hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan pengentasan kemiskinan di kedua negara,” kata Budiman.
Budiman menyoroti bagaimana dua negara besar, China dan Brasil, memiliki pendekatan berbeda tetapi sama-sama berhasil mengentaskan kemiskinan.
“Di Brasil, meski negara federal, kementerian pengentasan kemiskinan memiliki kepemimpinan langsung dari pemerintah pusat. China juga begitu. Maka kita ingin mengambil pelajaran itu,” tambahnya.
Budiman juga mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang baru-baru ini mengunjungi kedua negara tersebut untuk mempelajari strategi mereka dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem.
Dengan pergeseran fokus ini, pemerintah berharap dapat mencetak generasi masyarakat yang mandiri, produktif, dan mampu berkontribusi pada pembangunan nasional. Langkah ini juga diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk menurunkan angka kemiskinan secara signifikan di Indonesia.
(d10)