Gorontalo — “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Peribahasa ini menggambarkan bagaimana usaha yang dirintis Anima Pakaya, perempuan berusia 43 tahun dari Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo dimulai dengan langkah kecil dan tekun, akhirnya bisa berkembang menjadi bisnis yang besar dan berarti.
Anima tidak menyangka usaha kue yang berawal dari iseng-iseng dapat membuahkan hasil. Apalagi, setelah ia mendapatkan bantuan pinjaman modal dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Perempuan lulusan SMA itu, bercerita bahwa sebelum membuka usaha tersebut, ia hanyalah IRT 3 anak. Namun, Di sela-sela aktivitasnya sebagai IRT inilah usaha kue itu dibangun.
“Awalnya, saya buat kacang goyang untuk dijual, kemudian iseng-iseng buat kue kering, dan ternyata banyak yang minat. Dari sana, saya mulai jualan online lewat Facebook, WhatsApp, hingga di Tiktok,” kata Anima kepada Dailypost.id, Jumat (08/03/2024).
Kacang goyang merupakan salah satu kuliner khas Sulawesi yang memiliki cita rasa manis, berwarna-warni, dengan tekstur agak keras di luar namun lembut di dalam.
Anima menjelaskan bahwa awalnya, usaha kue dan kacang goyangnya hanya dimulai dengan modal sebesar Rp 300.000, yang digunakan untuk membeli bahan-bahan kue. Namun, semakin banyaknya pesanan yang masuk, semakin bertambah pula semangat Anima
Seiring berjalannya waktu, Anima mulai mengembangkan keahliannya dalam membuat berbagai jenis kue. Meskipun hanya belajar secara otodidak melalui media sosial, seperti Youtube, namun Anima berhasil menguasai berbagai teknik pembuatan kue
Seperti usaha pada umumnya, Anima juga menghadapi berbagai kendala dalam menjalankan usahanya, terutama di tengah Pandemi Covid19. Namun, ia tetap gigih dan bangkit untuk memulai lagi. Baginya, kegagalan adalah hal yang biasa terjadi dalam dunia bisnis.
Anima menuturkan, salah satu kendala dalam mengembangkan usaha kuenya adalah permodalan. Sampai akhirnya, ia bersama pelaku UMKM lain di desanya yang menjadi binaan BRI dalam program Inkubator BRI, mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Awalnya, saya mengajukan KUR sebesar Rp 25 juta, dan pengajuan tersebut disetujui oleh Bank. Tidak sampai seminggu, dana yang saya butuhkan langsung cair. Dan sekarang ini sudah menjadi kredit yang ketiga kalinya, dengan cicilan sebesar Rp 1 jutaan,” ungkap Anima.
Ia lantas membelanjakan modal tersebut untuk menunjang kebutuhan usaha kuenya, seperti membeli peralatan membuat kue seperti oven dan mixer yang lebih besar.
“Awalnya, saya hanya menggunakan oven kecil di rumah. Sekarang, saya memiliki oven yang lebih besar, serta alat mixer khusus untuk produksi kue dalam jumlah besar,” ungkap Anima.
Bangkit dari pangkuan BRI, Anima mengakui peran BRI sangat besar dalam menentukan jalan hidupnya. Pasalnya, modal yang diberikan BRI telah mendukung pengembangan usaha kuenya. Kini, Anima dapat mengantongi pendapatan bulanan sebesar Rp 11 juta-Rp 15 juta. Bahkan saat hari besar seperti Lebaran dan Natal, omsetnya bahkan bisa mencapai Rp150 juta per bulan.
“Dulu saya hanya memproduksi 10-11 toples kue dan kacang goyang saja dalam 1 bulan. Sekarang Alhamdulillah bisa sampai 80-100 toples perbulan. Apalagi saat hari besar seperi lebaran dan natal itu saya memproduksi hingga 1000 toples,” ungkapnya.
“Sekarang, produk saya bahkan tersedia di toko-toko retail di Gorontalo, Gerai UMKM dan ada juga di sentra oleh-oleh. Harga jual kue saya berkisar antara Rp 150 ribu hingga Rp 175 ribu per toples,” tambahnya.
Anima juga memiliki rencana untuk memperluas usahanya di masa depan dengan membuka rumah produksi dan outlet yang lebih besar. Dia berharap dapat memberikan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal.
“Saya bersyukur karena dengan perkembangan usaha saya, saya dapat membuka lapangan pekerjaan. Ada beberapa karyawan yang membantu saya dalam memproduksi kue kering dan kacang goyang,” ujarnya.
Salah satu pelanggan setia Anima yang bernama Lilis mengaku ketagihan dengan kue kering dan kacang goyang buatan Anima. Menurutnya, rasa kue tersebut sangat istimewa dan harga yang ditawarkan pun cukup sesuai.
“Rasanya enak dan tidak membosankan. Benar-benar berbeda dengan kue-kue biasa. Mungkin karena bahan yang digunakan juga premium. Soal harga saya rasa sebandinglah dengan kualitas rasanya,” tutur Lilis.
Dukungan Berkelanjutan dari BRI
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), tercatat bahwa penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mencapai angka Rp 123,51 triliun kepada 2,7 juta debitur pada bulan Oktober 2023. Angka tersebut menunjukkan pencapaian yang signifikan, mencapai 63% dari alokasi yang telah diberikan pemerintah kepada BRI sebesar Rp 194,4 triliun.
Tidak hanya itu, BRI juga mencatat peningkatan yang menggembirakan dalam penyaluran kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pertumbuhan ini mencapai 11,01% secara tahunan (yoy), naik dari Rp 935,86 triliun pada kuartal III-2022 menjadi Rp 1.038,90 triliun pada kuartal III-2023. Dengan demikian, porsi kredit UMKM dalam total portofolio penyaluran dana BRI meningkat menjadi 83,06%.
Junior Associate Mantri BRI Unit Telaga, Sarifin Rauf, mengatakan bahwa BRI senantiasa berkomitmen untuk memberikan dukungan yang maksimal kepada UMKM.
“Kami akan terus memberikan dukungan melalui pembinaan serta pendampingan yang dibutuhkan agar UMKM dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif,” ungkap Sarifin.
Menurutnya, Anima merupakan salah satu dari banyak pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang telah merasakan sentuhan dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam menjalankan bisnisnya.
“Ibu Anima merupakan salah satu nasabah kami yang memiliki jejak bagus dan cicilan KURnya lancar. Ini sudah ketiga kalinya Ibu Anima mengajukan KUR di BRI, yang pertama Rp 25 juta, kedua Rp 25 juta, dan yang terakhir Rp 50 juta,” jelas Sarifin.
Berdasarkan data BRI, adapun jumlah penerima KUR BRI Kabupaten Gorontalo di sektor ini yaitu 9.727 orang.
(Vita Pakai)