DAYLIPOST.ID Jakarta– Wakil Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Barikade 98, Agus Shalahudin, menyerukan penguatan komitmen persatuan nasional untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia di bawah pemerintahan baru. Ia menekankan pentingnya meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas segala kepentingan lainnya.
Menurut Agus, dinamika geopolitik dunia serta perlambatan ekonomi global berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia. Selain itu, situasi politik pasca Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 yang belum sepenuhnya kondusif turut menambah tantangan yang dihadapi pemerintah.
“Pemerintah juga harus menghadapi kondisi keuangan negara yang cukup berat, termasuk warisan utang luar negeri yang mencapai Rp7.000 triliun. Untuk menghindarkan negara dari stagnasi, Barikade 98 mendorong penguatan komitmen persatuan nasional sebagai fondasi dalam mencapai tujuan bersama,” ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/1/2025).
Sebagai langkah konkret, Barikade 98 berencana menggelar pertemuan nasional para tokoh bangsa untuk memperkuat agenda reformasi 1998 dan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia.
“Kami akan merangkul semua pihak demi kepentingan yang lebih besar, untuk memastikan masa depan Indonesia yang lebih baik,” tegas Agus.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Barikade 98 Jawa Barat, Budi Hermansyah, turut menyuarakan dukungan terhadap upaya persatuan nasional, termasuk wacana pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
“Sepanjang pertemuan itu bertujuan mengokohkan persatuan nasional, menuntaskan agenda-agenda kerakyatan, dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat, Barikade 98 akan mendukung sepenuhnya,” ujar Budi.
Barikade 98 juga mengungkapkan rencana silaturahmi dengan sejumlah tokoh nasional, termasuk Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Anies Baswedan, Surya Paloh, Jusuf Kalla, dan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Selain itu, organisasi ini berencana menjalin komunikasi dengan pimpinan organisasi masyarakat keagamaan.
“Silaturahmi ini akan menjadi awal dari pertemuan nasional yang lebih besar untuk menyelamatkan kepentingan nasional, menjaga semangat reformasi 1998, dan merealisasikan cita-cita proklamasi,” pungkas Budi.
(d10)