Jakarta– Hipoglikemia, atau kadar gula darah rendah, merupakan kondisi yang bisa berisiko tinggi bagi lansia, terutama mereka yang menderita diabetes. Menurut jurnal Aging and Disease, lansia dengan diabetes lebih rentan mengalami komplikasi hipoglikemia akibat berbagai faktor seperti penyakit penyerta (komorbiditas), kekurangan gizi, dan penggunaan banyak obat sekaligus (polifarmasi).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, hipoglikemia terjadi ketika kadar glukosa dalam darah turun di bawah 70 mg/dl, yang sering kali terjadi sebagai komplikasi pada penderita diabetes. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan hilang kesadaran, koma, bahkan kematian.
Lantas, apa saja faktor risiko hipoglikemia pada lansia? Berikut adalah beberapa penyebab utama yang perlu diwaspadai.
1. Perubahan Fisiologis
Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami penurunan fungsi metabolisme, termasuk dalam mengolah glukosa. Beberapa faktor yang berkontribusi pada risiko hipoglikemia akibat perubahan fisiologis ini adalah:
- Menurunnya fungsi ginjal, yang berperan dalam membuang obat dari tubuh, sehingga meningkatkan risiko efek samping obat diabetes.
- Penurunan fungsi hati, yang menghambat produksi glukosa, membuat tubuh lebih sulit menyeimbangkan kadar gula darah.
2. Penyakit Penyerta (Komorbiditas)
Lansia sering kali memiliki penyakit penyerta yang memperburuk risiko hipoglikemia, terutama jika mereka menderita diabetes dan mengonsumsi insulin atau obat yang merangsang produksi insulin. Beberapa penyakit lain yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia pada lansia meliputi:
- Gangguan ginjal
- Hepatitis berat
- Anoreksia jangka panjang
- Malaria
- Sepsis (infeksi berat)
3. Kurang Makan atau Pola Makan Tidak Teratur
Kurangnya asupan makanan, terutama karbohidrat, dapat memicu hipoglikemia. Hal ini sering terjadi pada lansia karena berbagai faktor, seperti:
- Masalah gigi dan mulut kering, yang membuat sulit mengunyah makanan.
- Berkurangnya sensasi rasa dan nafsu makan, akibat perubahan metabolisme.
- Kondisi medis yang menyebabkan penurunan nafsu makan, seperti penyakit kronis atau gangguan pencernaan.
Karbohidrat adalah sumber utama glukosa bagi tubuh, sehingga kekurangan asupan ini dapat menyebabkan penurunan drastis kadar gula darah.
4. Penggunaan Obat Tertentu
Beberapa obat, terutama yang digunakan untuk mengontrol diabetes tipe 2, dapat meningkatkan risiko hipoglikemia, termasuk:
- Insulin
- Sulfonilurea (obat yang merangsang produksi insulin)
- Kombinasi suntikan insulin dan non-insulin
Selain obat diabetes, beberapa obat lain juga dapat menyebabkan hipoglikemia, antara lain:
- Obat antimalaria (Qualaquin / Kina)
- Antibiotik (Zymaxid / Gatifloksasin)
- Obat antiaritmia (Cibenzoline)
- Obat antimikroba (Pentam / Pentamidin)
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) (Indocin, Tivorbex / Indometasin)
Waspada, Hipoglikemia Bisa Berakibat Fatal
Hipoglikemia bukan sekadar kondisi sementara, tetapi bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Jika kadar gula darah terlalu rendah, lansia bisa mengalami pingsan, koma, bahkan kematian. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala awal hipoglikemia, seperti:
✅ Gemetar dan keringat dingin
✅ Pusing atau lemas
✅ Sulit berkonsentrasi
✅ Detak jantung cepat
✅ Gangguan penglihatan
Jika mengalami gejala tersebut, segera konsumsi makanan atau minuman manis dan periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
(d10)